Update Corona di DI Yogyakarta
Lima PDP Covid-19 Meninggal di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Ini Tanggapan Ketua IDI DIY
Senada dengan Siti, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah DIY, dr Joko Murdiyanto, mengatakan masyarakat tidak perlu panik dan meninggalkan yang
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL – Baru-baru ini, terdapat lima pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Panembahan Senopati, Bantul.
Dikabarkan Tribunjogja.com pada (Sabtu, 16/5/2020), kelima pasien tersebut mengembuskan napas terakhir saat hasil swab belum keluar.
Walaupun kelimanya sudah sempat diambil swab sample-nya sebelum meninggal.
Oleh karena itu, pemakaman jenazah pasien tersebut dilakukan dengan protokol kesehatan Covid-19.
Kepala Humas RSUD Panembahan Senopati Bantul, Siti Rahayuningsih mengatakan hasil swab test kelimanya baru keluar beberapa saat setelah pasien mengembuskan napas terakhirnya.
• Kabar Gembira! Laporan Ridwan Kamil, Hasil PSBB Se Jawa Barat Menurunkan Angka Kasus COVID-19
Hasil tes menyatakan mereka negatif Covid-19. Sehingga keluarga dan kontak erat pasien diperbolehkan mengakhiri kewajiban isolasi mandirinya dan dipersilakan berkegiatan seperti biasa.
Siti pun mengimbau supaya masyarakat di lingkungan tempat tinggal para PDP tersebut tidak perlu khawatir akan ancaman penularan.
Menurutnya, warga harus dapat hidup berdampingan seperti sedia kala, tanpa rasa takut, atau mengucilkan keluarga PDP yang meninggal.
Senada dengan Siti, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah DIY, dr Joko Murdiyanto, mengatakan masyarakat tidak perlu panik dan meninggalkan yang sudah berlalu.
“Saya kira masyarakat tidak perlu panik. Yang sudah ya sudah,” ujarnya saat dihubungi Tribun Jogja, Sabtu (16/5/2020).
Joko menjelaskan dalam dunia medis, pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang seringkali menjadi goal standard. Namun, hal itu bukan satu-satunya.
• UPDATE Corona Indonesia: Ada 529 Kasus Baru Tersebar di 27 Provinsi, No 1 Jatim, DKI, Sulsel, Jateng
“Laboratorium itu kan di medis itu pemeriksaan penunjang, maka itu seringkali menjadi goal standard. Tetapi penunjang itu tidak satu-satunya. Jadi diagnosa itu salah satunya berdasarkan gejala-gejala klinis, pemeriksaan paru, foto toraks dan sebagainya. Kalau gejalanya mirip-mirip (Covid-19), itu kenapa harus di protokolnya (sesuai protokol Covid-19) itu untuk kehati-hatian kita,” tuturnya.
Menurut Joko, kepada keluarga yang ditinggalkan, masyarakat perlu mendoakan agar mereka sabar dan tawakal.
Masyarakat tetap harus hidup berdampingan namun terus menjaga jarak dan mengikuti protokol kesehatan.