Tak Setuju Relaksasi PSBB, Faisal Basri : Orang Meninggal Gak Bisa Recovery, tapi Ekonomi Bisa
Tak Setuju Relaksasi PSBB, Faisal Basri : Orang Meninggal Gak Bisa Recovery, tapi Ekonomi Bisa
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Ekonom Faisal Basri tak setuju dengan rencana pemerintah pusat yang akan melakukan relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa, pada Rabu (13/5/2020).
Menurut Faisal Basri perekonomian di Indonesia dapat pulih, namun tak begitu dengan orang yang meninggal dunia karena virus corona.
"Orang meninggal gak bisa recovery (pemulihan re), tapi ekonomi bisa recovery," tulis Faisal Basri, dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Najwa Shihab, pada Kamis (14/5/2020).
"Oleh karena itu IMF 2021 kita recorvery penuh bahkan pertumbuhannya bisa lebih tinggi dari 2019, tapi tahun ini turut menurut Bank Dunia bisa minus 3,5," imbuhny.
Menurut Faisal Basri ekonomi akan semakin anjlok bila penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia tidak dilakukan secara benar.
"Prediksi ekonomi akan semakin buruk kalau penanganan pandeminya tidak efektif," kata Faisal Basri.
Dibanding degan relaksasi PSBB, Faisal Basri lebih mendukung adanya tes massal dengan kapasitas lebih besar dari saat ini.
"Makanya saya mendukung 1000 persen tes, tes, tes!" tegas Faisal Basri.
Faisal Basri mengatakan dengan melakukan test virus corona secara masif, pemerintah Indonesia akan lebih mengetahui bagaimana cara mengatasi penyakit asal Wuhan, China itu.
"Dengan tes kita bisa mengetahui kekuatan lawan seperti apa dan kita bisa penetrasi dengan senjata yang paling efektif. " kata Faisal Basri.
Namun bila kini diberlakukan relaksasi PSBB, maka hal tersebut sama sekali tak bisa dilakukan.
Bahkan besar kemungkinan yang akan terjadi malah kebalikannya.
"Tapi kalau kita kerja, penetrasi tapi tidak ada tes ya bencana, jadi tolong lah deh masa 10 ribu sehari, ya kecepatan lebih cepet virusnya daripada tes kita, ya kita kalah sama virus," ucap Faisal Basri.
"Oleh karena itu kita jangan bermimpi bikin timeline kalau tidak sanggup, " imbuhnya.
Faisal Basri kemudian menyarankan agar pemerintah untuk segera memobilisasikan semua kebutuhan yang diperlukan dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Maka mobilisasikan secara nasional seluruh kebutuhan di dunia, cari itu alat tes, dan yang realable jangan dikasih ke calo yang mencari keuntungan besar di tengah pandemi,disinilah letak pentingnya pemerintah pusat," kata Faisal Basri.
Sementara untuk urusan daerah, kata Faisal Basri, sebaikanya pemerintah pusat memberi kepercayaan penuh.
"Kalau daerah serahkan lah daerah itu yang paling tahu, kondisi sosial ekonomi sebagainya daerah yang tahu, jadi pusat jangan terlalu apa yah seperti sekarang izinkan tidak izinikan, wah bukan kewenangan pusat kayanya," jelas Faisal Basri.
• Kabar Gembira di Tengah Pandemi Virus Corona, WHO Sebut Ada 7-8 Vaksin Potensial Hadapi Covid-19
• Mudik Lokal di Wilayah Jabodetabek Diperbolehkan, Ini Aturan yang Harus Ditaati
Terakhir, Faisal Basri meminta Jokowi untuk menertibkan menterinya yang tidak berkompeten agar tidak bicara soal Covid-19.
"Pak Jokowi diminta mendisiplinkan menterinya gak usah ngomong Covid-19 deh kalau bukan bidangnya, ngaco hampir pasti ngaco deh," kata Faisal Basri.
Najwa Shihab menambahkan sebaiknya menteri berbicara sesuai bidangnya agar tak terjadi miskomunikasi.
"Jadi yang hanya berkompeten dan memang bidangnya saja yang seharusnya bisa bicara supaya tidak ada saling silang pendapat," kata Najwa Shihab.
Najwa Sebut Terawan Diminta Mundur, Jokowi Ungkap Kerja Keras Sang Menkes: Tak Ada yang Sempurna
Pembawa acara Mata Najwa, Najwa Shihab menyebut banyak pihak yang mendesak Menteri Kesehatan dr Terawan untuk mundur dari jabatannya.
Presiden Jokowi langsung memberikan tanggapan terkait permasalahan tersebut
Mulanya saat wawancara eksklusif dengan Jokowi, Najwa Shihab meminta tanggapan sang presiden mengenai pernyataan kontroversial dr Terawan soal Covid-19.
dr Terawan terkesan meremehkan virus corona, karena menyebut virus asal Wuhan itu sama seperti flu biasa.
"Menteri Kesehatan Terawan misalnya yang bilang ini flu biasa, akan sembuh sendiri," ucap Najwa Shihab ke Jokowi, dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Najwa Shihab, pada Kamis (23/4/2020).
"Jadi ada kesan menganggap ini bukan masalah serius, apakah betul kesan itu ?" tanyanya.
Jokowi mengatakan corona merupakan virus yang berbahaya.
Lanjut Jokowi, pemerintah selalu berusaha membuat kebijakan yang tak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
"Tadi di awal sudah saya sampaikan, bahwa ini virus berbahaya, sangat berbahaya, tetapi bisa dicegah dan dihindari," kata Jokowi.
"Tapi kita tidak ingin membuat kebijakan dengan grusak grusuk, yang ini dinilai oleh publik mungkin lamban disitu," kata Jokowi.
"Membuat publik tenang tidak dilihat sebagai sebuah keputusan, itu sudah keputusan, membaut publik tidak panik itu keputusan, agak berbeda disitu," tambahnya.
• KISAH Pasien Pertama COVID-19 Indonesia yang Diumumkan Presiden Jokowi, Sembuh Berbekal Ini
Jokowi menceritakan awal-awal pandemi Covid-19 ini pemerintah juga diremehkan.
Ia mengatakan ada sejumlah ahli yang menilai laboratorium Kementerian Kesehatan tidak bisa dipakai untuk tes PCR.
Padahal, menurut Jokowi, pemerintah sudah berulang kali mengujinya di lab tersebut.
"Kemudian awal-awal lab yang di Kemenkes diragukan, gak bisa itu tes PCR, padahal kita coba bolak-balik, banyak yang menyampaikan ahli-ahli tidak tidak layak untuk uji PCR," ucap Jokowi.
"Ya jangan seperti itulah, sampai sekarang pun gak ada masalah," imbunya.
Jokowi menekankan bahwa PCR, APD hingga masker menjadi rebutan ratusan negara yang terpapar Covid-19.
"Perlu saya sampaikan PCR ini ini rebutan, yang namanya APD, PCR, rapid test, masker semuanya menjadi rebutan 213 negara yang terpapar," kata Jokowi.
Najwa Shihab kemudian menanyakan penilaian Presiden Jokowi atas kinerja Menkes Terawan dalam menangani pandemi Covid-19.
"To the point pak Jokowi, bagaimana penilaian bapak atas kinerja Menteri Kesehatan pak Terawan ? tanya Najwa Shihab ke Jokowi.
Jokowi menilai wajar apabila ada masyarakat yang kecewa terhadap kinerja Menkes Terawan.
"Tidak ada yang sempurna di dunia ini," tegas Jokowi.
"Jadi kalau ada yang mengatakan masyarakat ada yang kecewa, ya wajar, setiap pekerjaan ada yang menilai, setiap keputusan ada resikonya," tambahnya.
Najwa Shihab lalu mengatakan bahkan ada sejumlah pihak yang meminta Menkes Terawan untuk mundur dari jabatannya.
"Masyarakat bahkan sampai sejauh, walaupun ini hak prerogatif pak presiden memilih pembantunya," kata Najwa Shihab.
"Tapi sejauh ini ada yang menilai harus mundur karena kinerjanya jauh dari memuaskan, penilain berbeda-beda, yang saya tanya penilaian pak presiden atas kinerja anak buahnya," imbuhnya.
Jokowi menekankan, masalah yang ditangani menteri kesehatan bukan hanya Covid-19.
Adapula demam berdarah yang juga mewabah di sejumlah daerah.
Di manta Jokowi, dr Terawan sudah bekerja dengan sangat keras.
"Yang ditangani Menteri Kesehatan bukan hanya urusan Covid-19, ada juga yang lain misalnya DBD yang baru ramai di beberapa provinsi," ujar Jokowi.
"Tetapi untuk urusan Covid kan sudah dihandle oleh Gugu Tugas dan saya melihat dokter Terawan sudah bekerja sangat keras," katanya.
 Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sebut Ekomoni Bisa Pulih Namun Tak Begitu dengan Orang Meninggal, Faisal Basri Tegur Menteri Jokowi


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											