Trump Tiba-tiba Sudahi Jumpa Pers Setelah Dicecer Wartawan CBS Kelahiran China

Trump Tiba-tiba Sudahi Jumpa Pers Setelah Dicecer Wartawan CBS Kelahiran China

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
Getty Images/AFP TASOS KATOPODIS
Donald Trump 

Jiang menulis di Twitter pada Maret, seorang pejabat Gedung Putih, yang tidak dia sebutkan, menyebut coronavirus sebagai "kung-flu" di wajahnya. Pengkritik lain menyebut cekcok itu seksisme.

"Ketidakprofesionalnya Presiden selalu terungkap paling jelas ketika dia berinteraksi dengan wartawan wanita," tweeted Olivia Nuzzi, koresponden Washington untuk majalah New York.

Juru bicara CNN menolak mengomentari insiden ini. Juru bicara CBS News juga tidak segera merespon pertanyaan atas peristiwa melibatkan wartawannya di Gedung Putih ini.

Narasi kebencian semakin kuat datang dari Gedung Putih. Tidak hanya Trump, hampir semua orang terdekatnya menyampaikan narasi serupa. Satu di antaranya Phillip Navaro.

Dikutip dari Russia Today, Phillip Navaro, penasehat khusus Trump terkait urusan perdagangan dengan China, menyatakan situasi saat ini adalah perang. Perang melawan China.

Navarro bersikeras, China berutang ganti rugi atas kerusakan yang disebabkan Covid-19. “Kita sedang berperang, jangan membuat kesalahan tentang itu. Orang Cina melepaskan virus ke dunia, ”kata penasihat Trump kepada Fox & Friends, Senin (11/5/2020) waktu Washington.

Navarro juga mengatakan China akan berutang kompensasi ke AS terkait berbagai kerusakan akibat pandemic virus Corona.

Presiden Trump, Menlu Mike Pompeo kompak menuduh virus Corona bocor dari lab virologi di Wuhan. Mereka mengaku punya bukti, tapi tak pernah menunjukkannya.

Senator Tom Cotton (R-Arkansas) bahkan telah mengajukan gagasan siswa dari China yang belajar di universitas melalui visa pelajar harus dibatasi.

Mereka harus dijauhkan dari bidang ilmiah, karena hal itu dapat menyebabkan China mencuri vaksin Covid-19.

Cotton dan Dan Crenshaw (R-Texas) juga menyarankan agar warga Amerika menuntut China atas virus Corona karena kerusakan yang ditimbulkan.

Retorika garis keras kemungkinan hanya akan berlanjut dalam beberapa minggu mendatang, terutama dari pejabat Gedung Putih, karena Navarro menjelaskan ia dan yang lainnya sudah muak.

Terlebih media dan beberapa pejabat pemerintah AS membuat prediksi suram tentang masa depan ekonomi AS.

Dengan lebih dari 33 juta orang Amerika menganggur sejak pertengahan Maret, Gedung Putih telah di bawah tekanan atas ekonomi yang semakin lemah.

Para pakar dan ekonom telah membuat perbandingan situasi saat ini dengan depresi besar tahun 30an. Navarro menolak anggapan itu, bersikeras penurunan ekonomi saat ini hanya sementara.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved