Update Corona di DI Yogyakarta

Pengunjung Indogrosir Mulai Melakukan Rapid Test Hari Ini

Seluruh puskesmas di Kota Yogyakarta melayani rapid test untuk pengujung Indogrosir pada periode 19 April hingga 4 Mei lalu.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Dokumentasi Pemkot Yogyakarta
Warga Tegalrejo yang mengunjungi Indogrosir pada periode 19 April hingga 4 Mei menjalani rapid tes di Puskemas Pembantu Tegalrejo, Selasa (12/05/2020) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Seluruh puskesmas di Kota Yogyakarta melayani rapid test untuk pengujung Indogrosir pada periode 19 April hingga 4 Mei lalu. 

Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan rapid test tersebut merupakan upaya Pemerintah Kota Yogyakarta dalam melakukan tracing terhadap klaster baru, Indogrosir.

"Rapid test ini dalam rangka kita menemukan kasus-kasus yang terkait klaster Indogrosir. Karena mau tidak mau kita harus cepat untuk menangkap petanya seperti apa, sebaran seperti apa," katanya, Selasa (12/05/2020).

Ia menerangkan rapid tes tersebut dilakukan secara serentak di 18 puskesmas di Kota Yogyakarta.

Antisipasi Penyebaran Covid-19, Gubernur DIY Sebut Lebih Banyak Rapid Test Massal Lebih Baik

Rapid test dilakukan selama tiga hari, mulai Selasa (12/05/2020) hingga Kamis (14/05/2020). 

Guna menghindari kerumunan, puskesmas membatasi jumlah pengunjung.

Hanya 30 pengunjung per hari saja yang melakukan Rapid test. 

"Ada 343 pendaftar yang kemarin mendaftar melalui Corona Monitoring System (CMS). Kita sebat di 18 puskemas. Untuk menghindari kerumunan, baik petugas dan warga yang dirapid tes juga nyaman. Sekaligus juga penegakan protokol Korona," terangnya.

Heroe mengungkapkan Pemkot Yogyakarta telah menyiapkan tiga skenario untuk penanganan lebih lanjut.

Pertama, jika non reaktif, maka pendaftar tersebut wajib isolasi mandiri dan akan menjalani rapid test lagi seminggu kemudian. 

COVID-19 di Yogya : Jumlah yang Sembuh Nyaris 9 Kali Lipat Lebih Banyak dari yang Meninggal

Kedua, jika reaktif tetapi kondisi kesehatan umum baik, maka pendaftar tersebut diminta untuk isolasi mandiri dan dipantau puskemas, kemudian diswab.

Skenario terakhir, jika reaktif klinis, maka pendaftar perlu rawat inap di rumah sakit dan tes swab.

Seorang peserta rapid test, Tausiran (60) mengungkapkan dirinya sempat berbelanja di Indogrosir pada 27 April lalu.

Secara fisik ia merasa sehat, namun warga Kricak, Tegalrejo tersebut tetap ingin mengikuti aturan rapid test. 

"Kita cuma menjalankan saja. Kalau terjadi apa-apa kan kita sendiri yang rugi," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved