Update Corona di DI Yogyakarta

BREAKING NEWS : Tambah Lagi Kasus Positif Covid-19 Kluster Indogrosir, 4 Karyawan Asal Bantul

Kluster Indogrosir kembali memunculkan 4 kasus positif Covid-19 baru per 11 Mei 2020.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Bupati Sleman Sri Purnomo (kanan), Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo (tengah), dan Bupati Bantul Suharsono (kiri), di Kepatihan, Senin (11/5/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kluster Indogrosir kembali memunculkan 4 kasus positif Covid-19 baru per 11 Mei 2020.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo setelah melakukan rapat koordinasi bersama kepala daerah se-DIY dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Kompleks Kepatihan, Senin (11/5/2020).

"Kluster Indogrosir tadi denger laporan (Pemkab) Bantul tambahan 4 (kasus positif). Kemarin kan 6 (kasus positif), 3 dari Bantul 3 dari Sleman, tambah 4 dari Bantul hari ini," ucapnya.

Joko mengungkapkan bahwa keempatnya merupakan karyawan Indogrosir.

Pemkab Sleman Gelar Gladi Bersih Rapid Test Massal

Meski demikian, ia tidak dapat menjelaskan detil karena keempatnya merupakan warga Bantul.

"Ada di RS Panembahan Senopati dan (RS) Lapangan," ucapnya.

Joko mengimbuhkan, untuk hasil tracing kluster Indogrosir per 11 Mei 2020 berjumlah 10 orang yang diketahui positif Covid-19 di luar kasus pertama di Indogrosir yakni Pasien kasus 79.

Hingga saat ini, hasil negatif dari kluster Indogrosir berjumlah 1 kasus sementara hasil untuk lainnya belum keluar.

Kasus 79, lanjut Joko, menjadi satu di antara 3 kasus di Sleman yang belum diketahui sumber penularannya. 

"Bisa jadi ketularan dari pelanggan. Tidak ketemu kontak sama siapa. Kalau tidak jelas 'ayam dan telur', kita gropyokan, apakah kasus 79 ditulari karyawan atau pengunjung," bebernya.

COVID-19 di Yogya : Jumlah yang Sembuh Nyaris 9 Kali Lipat Lebih Banyak dari yang Meninggal

Ia mengatakan, pada prinsipnya pihaknya melakukan tracking dan tracing.

Ketika tracking mentok, artinya pasien ini tidak memiliki riwayat perjalanan ke mana-mana dan tidak kontak dengan pasien positif manapun maka selanjutnya yang dilakukan adalah tracing contact.

"Maka kita perkuat ke tracing. Kita kejar ke satu supermarket. Semua yang menolong dia kita rapid, ternyata dari 10, reaktif 5. Kita kembangkan ke seluruh karyawan," urainya.

Disinggung mengenai akurasi Rapid Diagnostic Test (RDT) atau biasa disebut rapid test yang digunakan di Sleman, dijelaskan Joko diambil dari provinsi yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved