Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Alumnus UII Disorot Media Australia dan Tanggapan yang Bersangkutan

Media Australia, ABC ikut menyorot kasus dugaan kekerasan seksual Alumnus Universitas Islam Indonesia ( UII) di Yogyakarta.

Editor: Joko Widiyarso
Dok Humas UII
Kompleks Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) terlihat dari udara 

Seorang pria juga dilarang berada di ruang yang sama dengan seorang perempuan tanpa kehadiran seorang lainnya. "Saat itu sangat jelas karena saya mengenalnya dan reputasinya dalam agama," ujar perempuan itu kepada ABC.

Perempuan kedua juga mengatakan pada ABC bahwa dia mengenal IM melalui kegiatan agamanya.

Pada suatu kesempatan di tahun 2018, perempuan itu merasa syok ketika IM berusaha memegang tangannya. "Anda bukan mahram saya," ujar perempuan itu, merujuk pada ajaran Islam yang melarang lawan jenis bersentuhan sebelum menikah.

Dia juga mengingatkan IM tentang posisinya sebagai pendakwah. Dia kemudian menuduh IM berusaha memeluknya.

Perempuan itu mengatakan pada ABC bahwa IM kemudian meminta maaf meski begitu IM tetap berusaha melakukan hal serupa di tempat dan cara yang berbeda.

Daftar Drama Korea Terbaik yang Masuk dalam Nominasi Baeksang Arts Awards ke-56

Perempuan itu juga merasa takut melaporkan kejadian yang dialaminya karena takut tidak ada yang percaya pada ucapannya mengingat reputasi baik IM di bidang agama. "Saya pikir saat itu saya juga tidak memiliki edukasi diri tentang kekerasan seksual," ujarnya.

Selanjutnya, poin kedua yang disorot ABC, adalah pernyataan penolakan dari IM atas semua tuduhan yang diberikan kepadanya.

Sanggahan IM
Kepada ABC, IM mengatakan kalau dia menolak semua tuduhan yang diajukan. Ketika IM ditanya bagaimana pernyataan dari UII terkait kasus yang menimpanya, IM mengatakan kalau dia akan bekerja sama dengan tim pencari fakta di universitas.

Dia juga berkata, "Saya menghormati (bahwa universitas mengeluarkan pernyataan) dan itu hak prerogatif mereka. Tetapi sampai sekarang saya masih dituduh, saya bingung kenapa saya diminta untuk mengajukan maaf."

IM juga telah mengunggah sebuah pernyataan tertulis di akun Instagramnya terkait tuduhan kekerasan seksual yang dia terima.

Dia mengatakan kalau dirinya diserang dan dijadikan target pembunuhan karakter. Dalam wawancaranya bersama ABC, IM mengatakan kalau tuduhan kekerasan seksual yang menimpa dirinya telah merusak reputasinya.

Dia juga mengatakan kalau seluruh jadwalnya sebagai pembicara untuk kegiatan keagamaan selama bulan puasa Ramadhan dibatalkan.

"Itu karena (artikel berita) mengatakan saya melakukan kekerasan seksual, bukan dituduh melakukan kekerasan seksual. Seakan-akan sudah dibuktikan secara hukum," keluh IM.

Obama Kecam Gedung Putih, Sebut Donald Trump Picu Bencana Terkait Covid-19

"Saya tidak ingat dan tidak pernah melakukannya," ujar IM ketika ditanya tentang tuduhan bahwa dia pernah melakukan kekerasan seksual kepada beberapa perempuan melalui telepon dan pesan teks.

Ketika dia masih menjadi mahasiswa di Yogyakarta, beberapa perempuan mengajukan keluhan kepada LBH dan menuduh IM telah mencoba memeluk mereka dari belakang dan menyentuh mereka di rumah kosnya, ketika dia menawarkan untuk menjual beberapa buku kuliah.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved