Kisah Inspiratif

Sahabat Farm Ajak Generasi Muda Menyukai Pertanian

Ingin mendekatkan kembali generasi muda pada pertanian, Sahabat Farm mengenalkan beragam teknologi pertanian terkini.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Muhammad Farhan selaku Presiden Direktur Sahabat Farm (baju hijau), menunjukkan sayuran hasil hidroponik. 

“Saat pertama kali Sahabat Farm terbentuk kami semua sedang mengerjakan skripsi. Saat ini tiga di antaranya sudah lulus,” ungkap Farhan.

Mereka berasal dari lintas universitas dan lintas jurusan, di antaranya Agribisnis, Agroteknologi, Komunikasi Penyiaran Islam, Media, dan Perikanan.

Untuk melakukan uji coba pertanian, mereka mengubah sepetak lahan mati di dekat rumah Farhan menjadi lahan subur.

Lokasinya di Gamping Kidul RT 02 RW 17, Ambarketawang, Sleman dengan luas lahan 300 meter persegi.

“Lahan mati yang dulu bekas rumah diambrukkan, kami bongkar dan tanami sehingga jadi lahan subur. Kami melakukan beberapa kali uji coba. Jika hasilnya bagus, kami bagikan ilmunya kepada orang-orang,” urai Farhan.

Sebagai komunitas yang menyasar kalangan milenial, Sahabat Farm juga aktif di beberapa media sosial yaitu Instagram, YouTube, dan blog.

Unik! Seniman di Magelang Melukis Lukisan Pakai Empon-empon

Mereka secara rutin membagikan ilmu-ilmu pertanian dan berbagai kegiatan yang mereka lakukan.

“Kami juga membuka jasa konsultasi gratis. Bagi yang berminat bisa mengirim pesan langsung di Instagram Sahabat Farm,” imbuh Farhan.

Mereka mengusung jargon Healthy and Sustainable yang bermakna pertanian sehat dan berkelanjutan.

Semisal Sahabat Farm selalu berusaha menekan supaya tidak menggunakan bahan kimiawi pabrikan.

Untuk pupuk atau pun pestisida.

“Pestisida alami bisa didapat dari tanaman di sekitar kami. Misalnya dari daun pepaya yang diblender. Daun kenikir ditanam di dekat sayuran juga bisa menjadi pestisida alami,” paparnya.

Mereka juga memanfaatkan bahan-bahan bekas menjadi produk baru yang bisa dimanfaatkan, contohnya kaus-kaus bekas diubah menjadi pot yang tahan lama.

“Limbah kulit pisang jadi teh, sereal kulit pisang,” imbuhnya.

Kelompok Wanita Tani Srikandi Mandiri Mampu Penuhi Kebutuhan Pangan Sehari-Hari

Banjir Pesanan Setelah Ada Covid-19

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved