Adi Kurdi, Pemeran Abah di Serial Keluarga Cemara Meninggal Dunia Karena Sakit Glaukoma

Aktor senior Adi Kurdi meninggal dunia, Jumat (8/5/2020) siang, di RS Pusat Otak Nasional, Jakarta Timur.

Editor: Joko Widiyarso
KOMPAS/ KARTONO RIYADI
Aktor Adi Kurdi. 

TRIBUNJOGJA.COM - Aktor senior Adi Kurdi meninggal dunia, Jumat (8/5/2020) siang, di RS Pusat Otak Nasional, Jakarta Timur.

Kabar duka ini disampaikan sahabat Adi Kurdi, Romo Yustinus Sulistiadi Pr, kepada Kompas.com.

"Mas Adi Kurdi meninggal dunia siang ini," kata Romo Yustinus.

Dilansir Wartakotalive.com, penulis naskah ternama Harry Thahyono mengatakan, Adi Kurdi meninggal dunia karena pembengkakan otak.

"Selama ini Adi Kurdi itu diketahui sakit glaukoma, mengalami kebutaan. Dan sudah Lama. Tapi kemarin masih bisa main di film Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah," kata Harry dihubungi Warta Kota.

Adi Kurdi adalah sosok Abah dalam serial Keluarga Cemara yang terkenal di pertengahan 1990-an.

Adi Kurdi lahir pada 22 September 1948 di Pekalongan, Jawa Tengah. Dia memulai karirnya di dunia hiburan sejak 1980.

Ia pernah mendapat penghargaan Indonesian Movie Actors Award untuk Lifetime Achievement, Piala Maya untuk Aktor Pendukung Terpilih dan nominasi Piala Citra untuk pemeran pendukung pria terbaik dan Piala Citra untuk pemeran utama pria terbaik.

Ariana Grande dan Justin Bieber Rilis Lagu Kolaborasi untuk Donasi Virus Corona

Diberitakan Kompas.com edisi 16 Maret 2020, glaukoma merupakan penyakit penyebab kebutaan nomor dua di dunia, setelah katarak.

Disampaikan oleh Dokter Subspesialis Glaukoma, Prof DR dr Widya Artini Wiyogo SpM(K), glaukoma adalah penyakit mata di mana tekanan cairan dalam bola mata menjadi terlalu tinggi.

"Sehingga dapat merusak serabut saraf mata yang membawa sinyal penglihatan dari mata ke otak," kata Widya dalam acara bertajuk Deteksi Dini sebagai Langkah Jitu Melawan si Pencuri Penglihatan, di JEC Eye Hospital & Clinics, Sabtu (14/3/2020).

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI dalam laporan Situasi Glaukoma di Indonesia 2019, mengemukakan perkiraan jumlah penderita glaukoma secara global mencapai 76 juta pada 2020.

Bahkan diperkirakan ada kemungkinan terjadi peningkatan hingga 114 juta pasien glaukoma pada 2040 mendatang, jika tidak segera ditangani atau ditekan faktor penyakit itu.

PLN: Tarif Listrik Tidak Naik

"Berbeda dengan katarak, katarak itu sekali dioperasi bisa sehat atau penglihatankembali seperti baru, tapi kebutaan akibat glaukoma tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dicegah dengan mengontrol faktor risiko," ujar dia.

Serta, penyakit glaukoma adalah penyakit yang berjalan terus menerus atau kronis, dan berjalan progresif yaitu semakin memburuk dari hari ke hari.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved