Kisah Inspiratif
Komunitas Sego Mubeng Bagikan Makanan Gratis Tiap Sore Selama Bulan Puasa
Sego Mubeng sendiri sudah mulai hadir di masyarakat sejak 2017 lalu. Berbagai kalangan lintas agama membaur berlomba untuk kebaikan.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sekitaran Gereja Santo Antonius Padua, Kotabaru Yogyakarta mulai ramai di datangi warga masyarakat setiap sorenya.
Sejak pukul tiga sore hingga menjelang azan maghrib, para warga rela antre untuk mendapat makanan untuk berbuka puasa.
Banyak dari masyarakat yang hadir merupakan warga kurang mampu, yang kesulitan untuk membeli bahan makanan.
Ada pula beberapa driver ojek online (Ojol) serta mahasiswa luar daerah yang tertahan di Yogyakarta.
• Driver Ojol di Yogyakarta Galang Bantuan Solidaritas untuk Warga Terdampak Covid-19
Pemberian bantuan tersebut sangat sederhana hanya satu bungkus nasi.
Memasuki pukul 14.30 WIB, beberapa orang terlihat sibuk menata meja.
Ada sekitar tiga meja yang sudah disiapkan.
Rupanya itu digunakan untuk menaruh nasi yang akan diberikan.
Lalu siapa sosok dibalik aksi tersebut?
Bagi sebagian masyarakat mungkin sudah tak asing lagi dengan komunitas Sego Mubeng.
Sebuah gerakan sosial membagi-bagikan nasi kepada warga yang membutuhkan.
Namun, belakangan ini bukan hanya nasi saja yang mereka bagikan.
"Pernah kami saat itu menemui ibu-ibu sudah sepuh dan menderita kanker. Saat itu juga dari teman-teman langsung tanggap dan memberikan pertolongan," kata Romo Maharsono, saat ditemui di lokasi pembagian makanan, Kamis (7/5/2020).
Sementara untuk kegiatan hari ini, para anggota Sego Mubeng tersebut sengaja membagi-bagikan nasi khusus untuk berbuka puasa bagi umat muslim yang menjalankan.
• UPDATE Terkini Virus Corona di Indonesia Kamis 7 Mei 2020: Kasus Positif 12.776, Pasien Sembuh 2.381
Selain itu, pihaknya juga merasa prihatin dengan adanya Covid-19 yang masih melanda di Indonesia sampai saat ini.
"Akhirnya kami bergerak untuk membantu sesama. Lewat memberikan nasi bungkus ke mereka yang membutuhkan," imbuhnya.
Sego Mubeng sendiri sudah mulai hadir di masyarakat sejak 2017 lalu.
Berbagai kalangan lintas agama membaur berlomba untuk kebaikan.
"Ada yang dari kalangan Tionghoa, muslim dan nasrani semua bersatu di sini," tegasanya.
Sementara koordinator aksi, Yulianingsih menambahkan, sejak Maret lalu, pandemi Covid-19 membuat perekonomian masyarakat terganggu.
Banyak yang penghasilannya menurun.
Mahasiswa yang tertahan di Yogyakarta juga sulit bertahan hidup.
"Di sini kami mencoba meringankan. Setidaknya untuk terhindar dari rasa lapar saja dulu," katanya.
• Kondisi Ekonomi Membaik, Warga Gunungkidul Lepas Bantuan Program PKH
Ada sekitar 500 bungkus nasi yang dibagikan setiap harinya.
Yuli menganggap, jumlah itu sedikit dikurangi karena ia tak tahu kapan pandemi Covid-19 tersebut akan berakhir.
Uniknya, para donatur merupakan masyarakat umum yang memiliki harta lebih yang berkenan untuk dibagikan.
Mereka datang ke sekretariat Gereja Santo Antonius Padua untuk droping makanan dan bentuk bantuan lainnya.
"Selain itu kami juga ada tim dapur yang masak. Untuk makanan yang kami bagikan juga ada standarnya, yakni yang memenuhi kecukupan gizi, sayur, protein dan lainnya," tegasnya.
Selain mengandalkan dapur sendiri dan donasi dari masyarakat, mereka juga memberdayakan UMKM yang ada di Yogyakarta.
"Kalau memang sedang kekurangan tenaga, kami selalu pesen makanan ke pelaku UMKM di Jogja," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)