Inilah Spinosaurus, Dinosaurus Predator yang Diyakini Bisa Kalahkan T-Rex

Inilah Spinosaurus, Dinosaurus Predator yang Diyakini Bisa Kalahkan T-Rex

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
Sputniknews.com
Foto-foto rekanstruksi Spinosaurus dari Sputniknews.com berdasar riset paleontolog Dr Nizar Ibrahim di situs Kem Kem Group, gurun Sahara perbatasan Aljazair-Maroko. 

Secara terpisah, daerah itu terungkap juga telah menjadi rumah bagi reptil terbang predator, yang disebut pterosaurus, serta hewan pemburu mirip buaya.

"Ini bisa dibilang tempat paling berbahaya dalam sejarah planet bumi, tempat di mana seorang penjelajah tidak akan bertahan lama," jelas Dr Ibrahim.

Rekaman fosil menunjukkan tidak sama beragamnya herbivora berbadan besar. Tim peneliti mengakui fakta ini.

Kemungkinan memang berdiam karnivora kolosal, tetapi tidak beragam seperti dalam banyak formasi cretaceous lain.

Pada saat dinosaurus di kawasan ini hidup, kira-kira 100 atau bahkan 115 juta tahun lalu, kawasan lapisan cretaceous menampung sistem sungai besar.

Ikan dan hewan laut lain yang menghuninya akan cukup untuk memberi makan theropoda raksasa .

"Tempat ini dipenuhi ikan yang sangat besar, termasuk coelacanth raksasa dan lungfish," kata palaeobiolog David Martill dari University of Portsmouth di Inggris.

Ia menggambarkan salah satu dari mereka sebagai "hiu gergaji air tawar besar bernama Onchopristis dengan gigi rostral yang paling menakutkan. “Seperti belati berduri,” katanya.

Keberadaan situs ini telah lama diketahui, dan tidak hanya bagi para akademisi, tetapi juga bagi para pemburu fosil yang beroperasi secara pribadi.

Sisa-sisa yang dijarah dari banyak dinosaurus, reptil, dan makhluk-makhluk lain telah lama berakhir di koleksi pribadi.

Fakta bahwa fosil tersebar secara luas membuat para ilmuwan sampai sekarang telah kehilangan tinjauan yang seimbang tentang apa yang sebenarnya telah ditemukan di tepi gurun Sahara.

"Ini adalah karya paling komprehensif tentang fosil vertebrata dari Sahara dalam hampir seabad, sejak ahli paleontologi Jerman yang terkenal Ernst Freiherr Stromer von Reichenbach menerbitkan karya besar terakhirnya pada 1936," jelas Martill.

Mengutip laporan Nizar Ibrahim dkk di jurnal ZooKeys, zaman “Kem Kem” di perbatasan Maroko-Aljazair ini dianggap sebagai pertengahan atau awal Zaman Kapur Akhir (Albian-Cenomanian).

Lavocat (1948) menggambarkan elemen fauna yang paling umum dan memperkirakan usia sebagai Albian atau Cenomanian.

Choubert (1952) dan Lavocat (1954b) mencatat kesamaan dengan Formasi Bahariya di Mesir (Stromer 1936, Dominik 1985, Soliman dan Khalifa 1993), yang dianggap sebagai Cenomanian pada zamannya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved