Ramadan 2020
Bagi-bagi Tajil Ala Masjid Gedhe Kauman
Pengurus masjid, bersama pengurus RW dan RT se- kampung Kauman, serta relawan, setiap harinya bertugas untuk membagikan tajil ke rumah-rumah warga, da
Penulis: Irvan Riyadi | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Irvan Riyadi
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menjelang saat berbuka puasa, pengurus Masjid Gedhe Kauman, bagikan tajil kepada warga.
Uniknya, tajil kali ini di bagikan dengan cara di antarkan langsung ke rumah-rumah warga di sekitar masjid.
Ketua takmir masjid Gedhe Kauman, Azman Latif, menyampaikan, agenda seperti ini akan berlangsung sepanjang ramadan kali ini.
Hal ini dilakukan karena memang, aktivitas di masjid sedang ditiadakan sementara waktu.
Namun demikian, tidak berarti kegiatan berbagi tajil juga berhenti.
• Bacaan Doa Qunut dan Tata Cara serta Niat Sholat Subuh selama Puasa Ramadhan 1441 H
Pengurus masjid, bersama pengurus RW dan RT se- kampung Kauman, serta relawan, setiap harinya bertugas untuk membagikan tajil ke rumah-rumah warga, dan kepada musafir yang singgah ke sekitar masjid.
"Hari ini sekitar 1600 paket. Sebagian besar, kami antarkan ke rumah-rumah, ada juga yang disediakan di sini, tapi untuk diambil dan di bawa pulang," ujar Azman Latif, Selasa (28/4/2020) sore.
Di halaman kantor pengurus masjid, tampak beberapa orang bergantian untuk mengambil bungkusan tajil.
Riski Fitriawan, seorang diantaranya.
Ia yang merupakan mahasiswa satu Perguruan Tinggi di Yogyakarta, yang memilih tetap menjalankan ibadah puasa di Yogyakarta.
Kebetulan saja, kata Riski, ia sedang menunggu waktu berbuka sambil berolah raga di sekitar alun-alun Utara.
Ia pun menegaskan, peran masjid bagi anak-anak perantau seperti dirinya di kala ramadan.
"Diberi tahu sama tukang parkir di alun-alun tadi, katanya ada tajil di Kauman, makanya ke sini, Alhamdulillah, masjid selalu jadi tempat berlindung untuk anak kos pas ramadhan," seloroh Riski.
Pemuda asal pulau Sumatera ini menambahkan, ia tak jadi mudik ramadan dan lebaran tahun ini.
• Gubernur Pertegas Pembatasan, Pemudik Nekat Harus Diisolasi di Tempat Karantina Khusus
"Rencana mau pulang, sudah beli tiket untuk pertengahan ramadan, tapi kan sekarang sudah tidak boleh," ujarnya lagi.
Ia pun menambahkan, bahwa ramadan kali ini, terasa sedikit berbeda.
Bukan hanya karena tidak bisa mudik ke kampung halaman saja, menjalankan ibadah pun menjadi terasa beda, karena banyak masjid, ditutup sementara.
"Biasanya, awal-awal ramadan seperti ini, kami anak-anak rantau, biasanya mengisi ramadan di masjid. Selain ibadah, sebenarnya kami kumpul-kumpul sekalian, buka puasa di masjid," tambah Riski.
Kini, karena keadaan yang belum benar-benar membaik, ia mengaku agak sedikit kebingungan.
Itu karena, dapat dipastikan, lebaran kali ini, adalah lebaran pertama ia tidak bersama keluarga.
"Yang paling penting sekarang, puasa tetap lancar, dan masih ada dermawan atau masjid-masjid yang terbuka, lebaran dan sedih-sedihnya jauh dari keluarga, ditangisi di depan," ucapnya sambil tersenyum haru. (TRIBUNJOGJA.COM)
