Hubungan Kebiasaan Marah-marah dengan Hipertensi atau Darah Tinggi
Marah-marah merupakan emosi negatif yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satunya adalah memicu tekanan darah tinggi
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Marah-marah merupakan emosi negatif yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satunya adalah memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Apa sebenarnya yang terjadi dalam tubuh saat seseorang marah-marah?
• Daftar Makanan untuk Mengendalikan Darah Tinggi Pemicu Berbagai Penyakit Kronis
Pada acara 11th Scientific Meeting of Indonesian Society of Hypertension di Jakarta pada, 2017 lalu, Dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP (K) menjelaskan, bahwa saat marah-marah terjadi peningkatan hormon adrenalin di tubuh.
"Adrenalin itu menyebabkan mengecilnya pembuluh darah. Akibatnya tekanan darah meningkat. Seperti tabung kalau dikecilin, tekanan akan meningkat," jelasnya.
Marah-marah, termasuk kondisi stres juga dapat membuat jantung berdetak lebih cepat. Ann mengatakan, bila hipertensi terus tidak terkontrol bisa meningkatkan risiko penyakit jantung hingga stroke.
• Mengenali Gejala Stroke Senyap, Serangan Stroke yang Terjadi Tanpa Anda Sadari
Untuk itu, orang yang memiliki hipertensi tak hanya perlu minum obat ataupun menjaga pola makan sehat untuk mengontrol tekanan darahnya, mereka juga harus mengontrol emosinya.
Cobalah untuk rileksasi sejenak agar lebih tenang sehingga dapat menurunkan hormon-hormon yang mempersempit pembuluh darah.
Rileksasi dapat dilakukan dengan cara menarik napas dalam-dalam ataupun meditasi.
Ann menambahkan, sayangnya banyak orang yang tak sadar memiliki hipertensi sehingga tekanan darahnya jarang terkontrol. Padahal jumlah penderita hipertensi di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, di Indonesia terdapat 25,8 persen pasien hipertensi.
Ann menyarankan untuk rutin cek tekanan darah mulai usia di atas 30 tahun. Apalagi jika memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi. (*)