Stupa Dawangsari Bakal Lebih Besar dari Stupa Induk Candi Borobudur

Stupa Dawangsari, bangunan kuno Budhist di Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman diduga memiliki ukuran lebih besar dari stupa induk Candi Borobudur.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/Setya Krisna Sumargo
Petugas menunjukkan susun percobaan batur teras pertama hingga tiga Stupa Dawangsari yang memakai lahan timur Candi Barong. 

Situs Stupa Dawangsari pertama kali muncul dalam laporan ROD (Belanda) pada 1915. Beberapa peneliti sejarah menyebut situs ini dalam penelitian kawasan mereka di sekitar Prambanan.

Pada 1986/1987 dilakukan pemetaan situs yang menghasilkan rekomendasi, antara lain pengamanan situs karena berada di lokasi permukiman penduduk dan batuanya berserakan.

Rekomendasi lain perlu dilakukan test pit di sekitar situs, pengamanan lahan sisi barat yang miring dan tererosi, serta pembebasan lahan yang permanen.

Hingga 1989, penelitian dan penggalian dilakukan intensif di situs Stupa Dawangsari. Penelitian sempat vakum karena ada pemugaran Candi Barong di selatan situs ini.

Pada 2001 dilakukan ekskavasi lanjutan, ditemukan petunjuk ada lebih dari satu stupa, dan posisinya masih terpendam.

Stupa Dawangsari II, dinilai lebih sederhana ketimbang pendahulunya. Karena temuan ini, ada peninjauan ulang hasil kajian stupa Dawangsari I.

Hipotesis muncul karena kemungkinan ada percampuran batu penyusun stupa pertama dan kedua.

Pada 2009, dilakukan ekskavasi di sekitar situs Stupa Dawangsari karena rencana perpindahan jalan yang tadinya memotong di atas pagar Candi Barong.

Terakhir pada 2014/2015, dilakukan ekskavasi lanjutan di situs Stupa Dawangsari, menghansilkan sejumlah rekomendasi penting.

Antara lain tersusun data arkeologi untuk menentukan ukuran maupun denah stupa, dan volume batu yang menyusun stupa.

Tingkat kerusakan sudut pondasi batur sudut barat daya diketahui. Sementara sudut barat laut dan timur laut belum diketahui titiknya karena bergeser jauh.

Secara signifikan, tinggalan arkeologis berupa kaki, sepatu, dan lapisan alas berupa batu putih (tuf) di sudut tenggara dan timur ditemukan masih di lokasi asli (insitu).(Tribunjogja.com/xna)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved