Dari Ethiopia Hingga Konstantinopel, Inilah 5 Wabah Paling Mematikan di Dunia

Setidaknya ada lima pandemi atau wabah paling mematikan yang pernah tercatat dalam sejarah modern. Dari wabah Konstantinopel hingga wabah di Ethiopa

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
IST
Ilustrasi peristiwa Black Death yang diabadikan lewat lukisan 

Dan dia benar. Butuh hampir dua abad lagi, tetapi pada 1980, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan, cacar telah sepenuhnya diberantas dari muka bumi.

5. Wabah Kolera

Pada awal hingga pertengahan abad ke-19, kolera merobek-robek Inggris, menewaskan puluhan ribu orang.

Teori ilmiah yang berlaku saat itu mengatakan penyakit itu disebarkan melalui udara busuk yang dikenal sebagai "miasma."

Tetapi seorang dokter Inggris bernama John Snow curiga, penyakit misterius itu, yang menewaskan para korbannya dalam beberapa hari setelah gejala pertama, ada di air minum yang dikonsumsi warga London.

Snow lalu bertindak seperti Sherlock Holmes, menyelidiki catatan rumah sakit dan laporan kamar mayat untuk melacak lokasi yang tepat asal usul wabah mematikan.

Dia membuat grafik geografis kematian kolera selama 10 hari dan menemukan sekelompok 500 infeksi fatal di sekitar pompa air Broad Street, yang populer bagi warga yang ingin minum.

“Segera setelah saya mengenali situasi dan tingkat gangguan kolera ini, saya mencurigai kontaminasi air pompa yang sering dikunjungi warga di Broad Street,” tulis Snow.

Dengan usaha keras, Snow meyakinkan para pejabat setempat untuk melepaskan gagang pompa di Broad Street, menggantinya dengan sumber air minum yang lebih baik.

Pompa itu akhirnya tak bisa digunakan. Seperti sulap, infeksi yang membunuh itu akhirnya perlahan mereda.

Snow tidak menyembuhkan kolera dalam semalam, tetapi akhirnya menyebabkan upaya global untuk meningkatkan kualitas sanitasi perkotaan dan melindungi sumber air minum dari kontaminasi.

Sementara kolera sebagian besar telah diberantas di negara-negara maju, penyakit ini masih jadi pembunuh di negara-negara dunia ketiga.

Selain lima pandemik global yang merenggut jutaan nyawa, jauh sebelum Masehi, sekurangnya ada tiga pagebluk yang juga mematikan.

Pandemi paling awal yang tercatat dalam sejarah terjadi selama Perang Peloponnesia, 430 Sebelum Masehi.

Setelah penyakit itu melewati Libya, Ethiopia dan Mesir, tulah misterius itu melintasi tembok Athena ketika pasukan Sparta mengepung. Sebanyak dua pertiga dari populasi di Athena meninggal.

Gejalanya meliputi demam, haus, tenggorokan dan lidah berdarah, kulit merah dan lesi.

Penyakit, diduga demam tifoid, melemahkan Athena secara signifikan dan merupakan faktor signifikan kekalahan mereka oleh Spartan.

Lalu pada 165 Masehi, muncul pagebluk yang dikenal sebagai wabah Antonine. Ini mungkin penyakit cacar tingkat awal yang dimulai dari orang Hun.

Orang Hun kemudian menginfeksi Jerman, yang menyerahkannya kepada orang Romawi dan kemudian pasukan yang kembali menyebarkannya ke seluruh kekaisaran Romawi.

Gejala termasuk demam, sakit tenggorokan, diare dan, jika pasien hidup cukup lama, luka bernanah. Tulah ini berlanjut hingga sekitar tahun 180 Masehi.

Konon Kaisar Marcus Aurelius termasuk korban wabah ini. Selanjutnya 250 Masehi, muncul wabah Cyprian.

Namanya diambil dari nama korban pertama yang diketahui sebagai Uskup Kristen Kartago. Wabah Cyprianus menyebabkan diare, muntah, radang tenggorokan, demam, dan tangan dan kaki yang kasar.

Penduduk kota melarikan diri ke negara itu untuk menghindari infeksi tetapi malah menyebarkan penyakit lebih lanjut.

Mungkin wabah ini dimulai di Ethiopia, melewati Afrika Utara, ke Roma, lalu ke Mesir dan ke utara. Wabah berulang selama tiga abad berikutnya.

Pada 444 Masehi menghantam Inggris dan menghalangi upaya pertahanan mereka atas serangan Picts dan Skotlandia.

Inggris akhirnya mencari bantuan Saxon, yang akan segera menguasai pulau itu.(Tribunjogja.com/History.com/xna)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved