Kota Yogyakarta

Pasaran Legi Kotagede Ditiadakan Selama Pandemi

Sudah beberapa pekan terakhir Pasar Kotagede melakukan pembatasan aktivitas Pasaran Legi, tepatnya sejak 29 Maret 2020.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Maruti A. Husna
Koordinator Pasar Kotagede, Antoni Prasetyo 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Sudah beberapa pekan terakhir Pasar Kotagede melakukan pembatasan aktivitas Pasaran Legi, tepatnya sejak 29 Maret 2020.

Yang semula Pasaran Legi dibuka hingga siang hari menjadi hanya sampai pukul 10.00 WIB.

Namun, sejak Senin (20/4/2020) yang juga bertepatan dengan Senin Legi, Pasaran Legi di Pasar Kotagede ditiadakan hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Koordinator Pasar Kotagede, Antoni Prasetyo mengatakan pemberhentian sementara Pasaran Legi itu dilakukan sebagai upaya pencegahan meluasnya wabah Covid-19.

Selain itu, juga karena adanya keluhan dan usulan dari warga dengan ramainya masyarakat setiap kali Pasaran Legi.

Pasar Kotagede Dilengkapi Satu Unit Wastafel Portabel

“Ada usulan dari masyarakat Kota Yogyakarta. Saat ini mereka diimbau untuk tinggal di rumah, tapi setiap Pasaran Legi masih ramai sekali,” ujarnya ditemui di Pasar Kotagede, Selasa (21/4/2020).

Antoni menjelaskan setiap Pasaran Legi ada sekitar 100 lebih pedagang yang datang dari berbagai daerah.

Mereka berasal dari berbagai wilayah di DIY dan juga provinsi lain.

Sementara, menurut Antoni, jumlah pengunjung bisa sampai lima kali lipatnya.

“Yang paling menjadi kekhawatiran adalah nuwun sewu, banyak pedagang yang datang dari zona merah, seperti Solo, Klaten, juga Boyolali. Ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat, mereka ingin Pasaran Legi ditiadakan untuk menghindari transmisi lokal (Covid-19),” tuturnya.

Maka, pada Senin (20/4/2020) diadakan pembubaran pedagang Pasaran Legi di Pasar Kotagede pada pukul 06.30 WIB.

Menurut Antoni, penertiban tersebut melibatkan Satpol PP Kota Yogyakarta, Koramil 08/Kotagede, Kantib Disperindag Kota Yogyakarta, dan lain-lain.

Larangan Mudik, Pemda DIY Perketat Penjagaan

Pada Sabtu Legi (25/4/2020), Antoni mengatakan pihaknya akan kembali melakukan penertiban.

“Sabtu Legi besok kami akan tertibkan kembali. Antisipasi jika masih ada pedagang yang berjualan. Akan kami minta bubar,” ungkapnya.

Antoni menjelaskan, Pasaran Legi adalah tradisi yang berjalan di Pasar Kotagede sejak zaman dahulu.

Pasaran ini dilaksanakan setiap lima hari sekali atau setiap tanggalan Jawa tiba di legi.

Di Kota Yogyakarta, kata Antoni, satu-satunya pasar yang masih menyelenggarakan Pasaran Legi hanya Pasar Kotagede. 

Galeri UMKM YIA Representasi Kotagede

Di hari pasaran itu terjadi aktivitas ekonomi antar warga masyarakat. “Tidak terbatas, siapa saja boleh berjualan,” imbuhnya.

Sementara, komoditas yang dijual pun sangat beragam, mulai dari unggas, pertukangan, pakaian, tanaman, obat-obatan, hiburan, hingga yang berbau klenik.

“Saya sendiri juga sebenarnya nggak rela (untuk membubarkan). Pasaran Legi ini sudah ada sejak dahulu kala. Tapi di kondisi seperti ini kita harus bijak. Harapannya setelah ini berakhir, Pasaran Legi bisa kembali menjadi ikon Pasar Kotagede,” beber Antoni.

Dia pun berharap dan berpesan kepada Satpol PP yang berwenang, jika Pasaran Legi sudah dibubarkan, semoga tidak akan ada kerumunan aktivitas ekonomi di tempat lain di Kotagede.

“Jika Pasaran Legi sudah ditiadakan, jangan sampai dampaknya timbul kerumunan di tempat lain,” pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved