Beijing Tegas Bantah Tuduhan Virus Corona Bocor dari Laboratorium di Wuhan

China merujuk pernyataan resmi WHO yang memastikan tidak ada bukti baru virus mematikan diproduksi di laboratorium dimaksud.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
newscientist.com
newscientist.com, Ilustrasi virus corona 

Kelambanan itu membuat secara cepat 3.000 orang terinfeksi di China, sebelum menyebar ke seluruh dunia.

Dokumen-dokumen internal itu menunjukkan para pejabat meremehkan potensi risiko virus di depan umum.

Presiden Jokowi Usulkan Pembentukan Gugus Tugas Bersama Negara ASEAN, China, Jepang dam Korsel

Virus Corona yang Menyebar di New York Diduga Berasal dari Inggris, Bukan dari China

Seorang penasihat kesehatan Cina memperingatkan (virus) itu "tantangan paling berat sejak SARS pada tahun 2003 dan kemungkinan akan berkembang menjadi problem kesehatan utama masyarakat.

Laporan AP menuduh pejabat China memiliki bukti kumpulan kasus yang menunjukkan penularan dari manusia ke manusia pada 14 Januari 2020.

Sementara para pejabat Wuhan mengatakan pada 15 Januari, kemungkinan penularan semacam itu "tidak dapat dikesampingkan."

CNN telah menghubungi Komisi Kesehatan Nasional China untuk mengomentari laporan AP.

Menurut Kemenlu China, mereka belum melihat laporan yang dimaksud.

"Mereka yang menuduh China tidak transparan tidak adil dan menghina pengorbanan besar yang dilakukan oleh orang-orang China," jawab jubir Kemenlu China dikutip CNN.

PERIKSA SUHU - Anggota staf memeriksa suhu tubuh dan kode QR kesehatan pelanggan di pintu masuk sebuah supermarket di Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah, 30 Maret 2020.
PERIKSA SUHU - Anggota staf memeriksa suhu tubuh dan kode QR kesehatan pelanggan di pintu masuk sebuah supermarket di Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah, 30 Maret 2020. (XINHUA / FEI MAOHUA)

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pekan lalu mendesak semua orang untuk tidak mempolitisasi virus Corona.

Ia memperingatkan agar tidak ada pihak menggunakan pandemi Covid-19 untuk "mencetak keuntungan politik."

Ghebreyesus sebelumnya memperingatkan semua negara agar tidak menyebarkan informasi yang keliru dan teori konspirasi.

Menegaskan pernyataan WHO, Zhao Lijian mengulang sikap China, WHO telah memberikan saran berdasarkan International Health Regulations (IHR).

Itu merupakan pedoman hukum internasional yang dapat dirujuk oleh negara-negara dunia selama masa pandemic.

Presiden Donald Trump telah menginstruksikan pemerintahannya menghentikan pendanaan bagi WHO atas penanganan pandemi Coronavirus.

Investigasi juga sedang dilakukan AS, guna mengetahui mengapa ada kelambanan dan ketidakakuratan informasi, yang menyebabkan virus Corona jadi pandem global.

UPDATE 14 April 2020 : 1,9 Juta Kasus di Dunia dengan Kematian Tertinggi di Amerika Serikat

Peneliti Temukan Cara Tes Virus Corona yang Lebih Cepat Ketimbang Rapid Test atau PCR

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved