Virus Corona yang Menyebar di New York Diduga Berasal dari Inggris, Bukan dari China
Virus Corona yang Menyebar di New York Diduga Berasal dari Inggris, Bukan dari China
TRIBUNJOGJA.COM, WASHINGTON DC - Pakar genetik dari NYU Grossman School of Medicine, Adriana Heguy menyebut virus corona yang menyebar di New York bukan berasal dari China, melainkan dari Eropa.
Temuan tersebut diperoleh setelah tim penelitian yang dipimpin Adriana Heguy melakukan pelacakan transmisi virus yang ada di kota New York.
Pelacakan ini menurutnya bisa memberikan informasi yang sangat berguna bagi pemangku kebijakan untuk menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.
"Sangat menarik, karena sebagian besar sampel berasal dari Eropa, ini dalam pikiran saya karena selama ini fokusnya adalah menutup perjalanan dari China," paparnya.
Temuan ini juga terkait dengan serentetan kasus pneumonia misterius yang ditangani dokter di New York, sebelum pengujian skala besar digelar.
Heguy dan timnya mengambil analisis itu berdasarkan 75 sampel yang mereka kumpulkan dari Rumah Sakit Tisch, RS NYU Winthrop, dan RS NYU Langone Brooklyn.
Setiap organisme pastinya bermutasi. Tetapi RNA virus corona terus mengalami kesalahan setiap kali bereplikasi, dilansir AFP Rabu (8/4/2020).
Mutasi itu menjadi alasan mengapa virus flu berbeda dari musim ke musim, dan membutuhkan vaksin berbeda untuk mengobatinya.
Sementara Covid-19 ini tidak akan bermutasi secepat flu, terdapat tantangan bagi peneliti untuk melacak dari mana asalnya.
Untuk melakukannya, tim New York mengunggah sampel yang mereka dapatkan ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data, tempat para peneliti berbagi data.
Pasien pertama yang mereka teliti tak punya catatan perjalanan, yang berarti mereka bisa saja tertular dari orang lingkungan mereka.
"Dengan perubahan spesifik yang terjadi pada virusnya, kami bisa mengatakannya, dengan kemungkinan tinggi, bahwa ini berasal dari Inggris," terang Heguy.
• Gejala Virus Corona yang Wajib Diwaspadai
• Mahasiswa Asal Bengkulu Masuk ke Asrama Haji Setelah Berstatus ODP
Selain menentukan jalur transmisi, terdapat peluang klinis lain yang ditangkap ilmuwan dalam meneliti virus bernama resmi SARS-Cov-2 ini.
Contohnya, peneliti bisa mengetahui apakah ada strain yang memberi dampak parah kepada pasien, dan menentukan pengobatan apa yang tepat.
Penelitian lain bisa menjadi dasar bagi pemerintah untuk mencabut lockdown, seperti di China maupun Korea Selatan (Korsel).