Pemudik Masuk Yogyakarta Wajib Penuhi Syarat Administrasi Ini, Jika Tidak Diminta Balik

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bakal menerapkan aturan ketat terhadap pemudik yang akan memasuki wilayah Yogyakarta.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM / Bramasto Adhy
Pemudik melintasi Jalan Wates, Yogyakarta, Minggu (10/6/2018) 

"Mobil yang sheet 7 dan 5 ada pembatasan. Misal sheet 5 harus ada 2 orang penumpang saja, sheet 7 diisi 3 dengan supir."

"Kalau mobil pribadi, melebihi kita suruh balik. Kalau memenuhi syarat, lanjut dicek surat dan thermal gun. Lalu sepeda motor itu nggak boleh boncengan," ucapnya.

Tavip mengatakan bahwa pemeriksaan tersebut ditargetkan segera dijalankan. Tahapan yang telah dilalui yakni rapat koordinasi dengan kepolisian dilanjutkan dengan peninjauan lokasi dan membangun tenda untuk pos pemeriksaan.

"Saya siapkan surat dulu, minta tanda tangan kabupaten kota. Saya butuh 3 shift gantian selama 24 jam. Butuh sekitar 24 orang tiap shift. Itu dari unsur Dishub provinsi, kabupaten, TNI, Polri, Orari, kurang lebih itu," pungkasnya.

Diskusi Gubernur dan Menteri

Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan (KOMPASIANA)

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan hasil rapat dengan Menko Maritim dan Investasi sekaligus PLT Menteri Perhubungan Luhut Binsar Pandjaitan, melalui sambungan teleconfrence di Kepatihan, Selasa (7/4/2020).

Topik besar yang dibahas mengenai mudik.

"Prinsip kita bagaimana bisa membatasi (pemudik) seperti yang pernah kami sampaikan. Saya tidak tahu persis nanti pada waktunya, apakah untuk membatasi itu (pemudik), tiket dinaikkan karena dasarnya itu menjaga jarak," ucapnya, Selasa (7/4) petang.

Ia menambahkan bahwa yang terpenting adalah bagaimana ia dan gubernur lain se-Jawa perlu koordinasi lebih jauh untuk mengkonsolidasikan diri untuk tidak melarang mudik namun ketika pemudik sudah terlanjur pulang, dapat ditangani pemerintah setempat dengan baik.

"Bagaimana dari kondisi yang ada dan kebijakan pemerintah DKI juga mendukung, agar mereka tidak mesti mudik karena diperkirakan yang mudik baru 30 persen. Kalau itu yang terjadi, itu kapan Virus Corona akan kita putus kalau tidak tahu kapan peak-nya mereka datang ke daerah pada level tertinggi kapan, kita akan kesulitan memprediksi," bebernya.

Selain itu, lanjutnya, tidak hanya Pemda DIY namun bagaimana pemerintah di daerah lain mencoba menerapkan kebijakan untuk mempersulit mereka para pemudik agar tidak berbondong-bondong kembali ke daerah.

"Saya khawatir satu pihak dengan 30 persen yang kembali semoga tidak bertambah. Kalau tidak bertambah, harapan saya yang 2.908 yang ODP ini, yang kita isolasi ini, akan kita maintanance di desa-desa dengan mandiri," ungkapnya.

Ngarsa Dalem, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa pemberian vitamin atau suplemen untuk ODP di DIY juga dilakukan untuk memperkuat antibodi sehingga bisa menguatkan imun tubuh untuk menangkal virus.

"Satu-satunya cara bagaimana kondisi badan fit dan tubuh menolak virus yang masuk. Saya berharap 2.908 ini negatif semua. Kalau ada virus, kondisi mendatar (tidak naik signifikan). Dengan demikian kita bisa mengantisipasi kondisi berikutnya agar tidak tumbuh gelombang kedua. Harapannya bisa menyelesaikan ini cepat, dan aspek ekonomi tidak menimbulkan keresahan masyarakat karena mereka tidak bisa bekerja," bebernya.

Sultan turut mengapresiasi semua inisiatif masyarakat sebagai bentuk disiplin diri untuk tidak terinfeksi Covid-19 yang juga harus dihargai.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved