Yogyakarta

Masyarakat Harus Tetap Waspada terhadap Virus Dengue Penyebab DBD

Pasalnya, penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti ini mulai meningkat di awal tahun 2020 berbarengan dengan datangnya musim penghujan.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
TRIBUN JOGJA/M FAUZIARAKHMAN
Demam berdarah dengue 

"Data kasus tersebut berasal dari data surveilans pasif Dinas Kesehatan Yogyakarta sebelum dan setelah pelepasan Aedes aegypti ber-Wolbachia. Hasil dari wilayah kuasi ini bukan menjadi kesimpulan akhir," katanya.

Apa Perbedaan Virus Dengue Dulu dan Saat Ini?

Agar terhindar dari DBD dan COVID-19, dianjurkan untuk selalu meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kebersihan lingkungan.

Untuk mendukung hal tersebut, program Pemerintah dengan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) tetap menjadi acuan.

Utamanya juga dalam menjalankan 3M plus, seperti menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, plus menghindari gigitan nyamuk, serta mengantisipasi tempat-tempat potensial yang menjadi sarang nyamuk.

“Sepanjang penelitian yang kami lakukan, kami meyakini metode Wolbachia sebagai komplementer dari upaya pengendalian DBD yang sudah berjalan, seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus,” tambah Adi Utarini.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved