Wabah Virus Corona

Inggris Akhirnya Terapkan Lockdown Keras, Polisi Akan Bubarkan Kerumunan

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akhirnya memberlakukan kebijakan isolasi ketat dengan cara lockdown di negaranya terkait Virus Corona

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
fox8live.com | Johns Hopkins
Peta virus corona 

Inggris Akhirnya Terapkan Lockdown Keras, Polisi Akan Bubarkan Kerumunan

TRIBUNJOGJA.COM, LONDON – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akhirnya memberlakukan kebijakan isolasi ketat di negaranya, setelah sepanjang akhir pekan masyarakat tak mengindahkan kebijakan jaga jarak atau social distancing.

Diwartakan Daily Mail, Selasa (24/3/2020) pagi ini WIB, orang-orang Inggris hanya diizinkan pergi keluar untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok, kebutuhan medis, atau olahraga singkat.

Pakar Medis China Khawatirkan Gelombang Susulan Gempuran Wabah Virus Corona

Lewat kebijakan baru itu masyarakat hanya boleh bepergian ke dan dari tempat kerja, jika hal itu 'mutlak diperlukan', dan pekerjaan itu tidak dapat dilakukan di rumah.

Johnson mengatakan toko-toko yang menjual barang-barang tidak penting sekarang sedang ditutup, bersama dengan taman bermain dan gereja.

Pneumonia Aneh Muncul di Italia Sejak Oktober 2019, Ahli Menduga Kemungkinan Virus Corona

Polisi diberi kekuasaan memaksa, termasuk denda untuk menegakkan tindakan luar biasa yang diberlakukan.

Johnson menambahkan, ada 'pemberontakan kabinet' jika Perdana Menteri tidak bergerak untuk menegakkan aturan lockdown ini.

Jumlah korban tewas di Inggris akibat wabah Coronavirus telah meningkat 54 dalam hanya 24 jam di tengah kenyataan masih ada banyak orang berkumpul di taman dan di pantai.

Pertemuan lebih dari dua orang akan dilarang di jalannan. Ini merupakan kebijakan paling dramatis terkait kebebasan di Inggris pada saat damai atau perang.

Lewat pidatonya di Downing Street, Johnson mengatakan reuni keluarga, pernikahan, pembaptisan, dan acara sosial lainnya harus dibatalkan.

Pemakaman dapat dilanjutkan dihadiri oleh segelintir kerabat terdekat. Orang-orang boleh meninggalkan rumah mereka untuk keperluan penting, bantuan medis, atau untuk bepergian ke tempat kerja jika itu benar-benar 'tidak dapat dihindari.

Pergi berolahraga akan diizinkan sekali sehari, tetapi taman akan dipatroli untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan aturan.

Selain denda, polisi diberi wewenang membubarkan pertemuan publik apa pun. 'Mulai malam ini saya harus memberi instruksi sederhana kepada rakyat Inggris, Anda harus tinggal di rumah,” katanya.

Menekankan 'tidak ada Perdana Menteri ingin membuat langkah-langkah seperti ini', Johnson memohon dukungan rakyat agar semua membantu pertempuran melawan virus corona.

'Tanpa upaya nasional besar-besaran untuk menghentikan pertumbuhan virus ini, akan tiba saatnya ketika tidak ada layanan kesehatan di dunia yang mungkin dapat mengatasinya; karena tidak akan ada cukup ventilator, tempat tidur perawatan intensif yang cukup, cukup dokter dan perawat,” katanya.

“Seperti yang telah kita lihat di tempat lain, di negara-negara lain yang juga memiliki sistem perawatan kesehatan yang fantastis, itu adalah momen bahaya nyata.

"Sederhananya, jika terlalu banyak orang yang menjadi sakit parah pada satu waktu, NHS (rumah sakit nasional) tidak akan mampu mengatasinya. Artinya lebih banyak orang yang cenderung meninggal, tidak hanya dari Coronavirus tetapi dari penyakit lain juga," imbuhnya.

Inggris telah melakukan langkah-langkah penanggulangan wabah Coronavirus. Di antaranya menangguhkan operator kereta api mempertahankan layanan guna mengurangi lalulintas orang.

Paramedis dan dokter yang bekerja di garis depan, akan mendapatkan semua peralatan perlindungan pribadi yang mereka butuhkan.

Dana talangan disiapkan untuk membantu sekitar lima juta wiraswasta yang diterjang badai kritis akibat ekonomi sulit bergerak.

Badan peradilan menangguhkan semua persidangan, dan tidak aka nada kasus baru yang dijadwalkan hingga situasi aman. (Tribunjogja.com/DailyMail/xna)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved