Yogyakarta
Gandeng FMIPA UGM, Kantor Ditlantas Polda DIY Dipasang Bilik Antiseptik
Pemasangan itu dinilai penting ditengah kian merebaknya wabah virus Corona atau Covid-19.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Ditlantas Polda DIY) bekerjasama dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) melakukan pemasangan prototipe bilik antiseptik di kantor Ditlantas Polda DIY pada Senin (23/3/2020).
Pemasangan itu dinilai penting ditengah kian merebaknya wabah virus Corona atau Covid-19.
Selain telah menyertakan fasilitas pemeriksaan suhu tubuh serta pengadaan hand sanitizer kepada pengunjung serta personel, penambahan bilik antiseptik diharapkan mampu menangkal penyebaran Covid-19.
"Kami berterimakasih kepada FMIPA UGM untuk pengadaan bilik antiseptik ini. Hal ini merupakan wujud nyata kolaborasi antara kampus UGM dan kepolisian untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat," kata Dirlantas Polda DIY, Kombes Pol I Made Agus Prasetya dalam keterangannya.
• Ditlantas Polda DIY Gandeng PT Pos Indonesia untuk e-Tilang
Kombes Pol I Made menyatakan, setiap hari pihaknya dapat melayani sekira 100-150 orang yang ingin mengurus SIM, STNK, serta BPKB.
Sehingga prosedur untuk mengantisipasi penyebaran virus mesti benar-benar diterapkan di tempat itu.
Alat tersebut dirancang oleh tim yang diketuai oleh Dr Mardhani Riasetiawan, SE, Ak, MT, dosen FMIPA UGM, bersama dengan relawan yang tergabung dalam covid19.gamabox.id untuk mencegah penyebaran covid-19.
Adapun bilik berbentuk balok dengan tinggi 2,5 meter dan panjang serta lebar 1,5 meter.
Pada bagian atas bilik terdapat sensor untuk mendeteksi jika ada seseorang yang lewat dan nantinya terdapat 14 nozzle yang terpasang di tiang-tiang stainless steel yang akan menyemprotkan cairan disinfektan.
Sebagai penutup bilik, terdapat plastik tebal dengan dua sisi yang dibuat seperti tirai sehingga seseorang bisa keluar masuk melewatinya.
• Kenali Perbedaan Batuk Biasa, Batuk TBC dan Batuk karena Virus Corona
“Durasi penyemprotan ini sekitar tiga hingga empat detik. Selama waktu itu, seseorang yang melewatinya harus berputar 360 derajat serta mengangkat kedua tangan dan kakinya secara bergiliran agar seluruh bagian tubuh dapat terkena cairan sehingga virusnya mati,” jelas Mardhani.
Mardhani menyebut, alat tersebut dibuat oleh timnya dalam waktu satu hari saja dengan memanfaatkan salah satu bengkel dari relawan di Bantul.
“Atas inisiasi dari kawan-kawan relawan kami membuat alat ini. Sekitar enam hingga tujuh orang terlibat aktif dalam pembuatannya,” ungkapnya.
Mardhani menjelaskan alasan prototipe pertama ini diberikan kepada Ditlantas Polda DIY karena lokasinya yang bersebelahan dengan Samsat.
Menurutnya, kedua kantor ini setiap hari ramai, baik oleh personelnya sendiri maupun para pengunjung yang ingin mengurus STNK dan BPKB.