Wabah Virus Corona

Rekomendasi Ahli: Jangan Membuat Hand Sanitizer Sendiri, Ini Alasannya

Ada standarnya dalam membuat hand sanitizer. Kepada masyarakat kalau tidak memiliki pengetahuian tentang pembuatan hand sanitizer, jangan membuat send

Editor: Rina Eviana
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia memproduksi hand sanitizer, Rabu (18/3/2020). Produksi hand sanitizer untuk lingkungan UI, fakultas, dan rumah sakit UI sebagai usaha pencegahan penyebaran infeksi Covid-19 di Universitas Indonesia. 

Rekomendasi Ahli: Jangan Membuat Hand Sanitizer Sendiri, Ini Alasannya

TRIBUNJOGJA.COM- Sejak pandemi virus corona, masyarakat di negara yang terpapar COVID-19 memburu alat-alat untuk melindungi diri dari penularan.

Termasuk di Tanah Air. Sejak Indonesia terpapar COVID-19 masker,  hand sanitizer dan disinfektan menjadi barang yang wajib dimiliki.

Untuk pencegahan penyebaran virus corona COVID-19, para ahli sebenarnya merekomendasikan dengan mencuci tangan pakai sabun.

Cuci tangan pakai sabun dianggap lebih efektif mencegah penularan COVID-19.

Namun sebagian masyarakat lebih suka memakai hand sanitizer lantaran dinilai lebih praktis untuk membersihkan tangan dari kontaminasi kuman, bakteri, serta sebagai antisipasi dari virus corona.

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia memproduksi hand sanitizer, Rabu (18/3/2020). Produksi hand sanitizer untuk lingkungan UI, fakultas, dan rumah sakit UI sebagai usaha pencegahan penyebaran infeksi Covid-19 di Universitas Indonesia.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia memproduksi hand sanitizer, Rabu (18/3/2020). Produksi hand sanitizer untuk lingkungan UI, fakultas, dan rumah sakit UI sebagai usaha pencegahan penyebaran infeksi Covid-19 di Universitas Indonesia. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Namun, ahli tidak menganjurkan pembuatan secara mandiri. Sejak wabah virus corona meluas dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan sebagai pandemi, kelangkaan alat medis dan kesehatan lainnya menjadi fenomena yang mengkhawatirkan.

Tidak hanya masker, tetapi juga hand sanitizer yang dimanfaatkan sebagai pencegahan terhadap penularan virus corona, SARS-CoV-2 yang tengah mewabah saat ini.

Langka dan mahalnya hand sanitaizer, membuat masyarakat berinisiatif untuk membuatnya sendiri.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengimbau agar masyarakat tidak membuat sendiri hand sanitizer.

"Ada standarnya dalam membuat hand sanitizer. Kepada masyarakat kalau tidak memiliki pengetahuian tentang pembuatan hand sanitizer, jangan membuat sendiri," ujar Profesor Ari, dalam konferensi pers daring #FKUIPeduliCOVID19, Jumat (20/3/2020).

Pahami Berapa Lama, Kapan Waktu dan Cara yang Benar Mencuci Tangan, Cegah Bakteri dan Virus

Sebab, kata Prof Ari, dalam membuat hand sanitizer terdapat takaran dan komposisi yang tepat, karena produk ini mengandung bahan-bahan kimia. Di antaranya alkohol 95 persen, gliserol, H2O2 dan beberapa zat kimia lainnya.

"Sekali lagi, kami tidak menganjurkan kepada masyarakat untuk membuatnya sendiri," tegas Prof Ari.

Dalam pembuatan hand sanitizer, alkohol yang digunakan memiliki standarisasi kadar 95 persen.

Ilustrasi Hand Sanitizer
Ilustrasi Hand Sanitizer (inlifehealthcare.com)

Beberapa penelitian menyebutkan, kata Prof Ari, alkohol 95 persen mampu membunuh virus dalam waktu satu menit.

"Oleh karena itu, kalau kita menggunakan hand sanitizer, didiamkan dulu satu menit," imbuh Prof Ari.

Imbauan produksi hand sanitizer untuk institusi

Saat ini, kata Prof Ari, sejumlah dokter dan perawat mulai mengeluhkan kekurangan stok hand sanitizer.

Padahal, bagi tenaga medis, ini adalah kebutuhan yang sangat mendesak. FKUI telah mencoba membuat hand sanitizer untuk memenuhi kebutuhan tim medis di rumah sakit yang merawat pasien-pasien COVID-19.

"Kami coba memberikan informasi ini lebih luas untuk kepentingan lokal. Akhirnya kami berikan (hand sanitizer) ini secara gratis," jelas Prof Ari. Kini proyek tersebut diambil alih oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI).

Jangan Panik, Ini Panduan Bagi Pemilik Hewan Peliharaan selama Pandemi Virus Corona

Produk hand sanitizer ini kemudian akan didistribusikan oleh para alumni tersebut.

"Baru saja kami mendapatkan informasi, sudah ada 600 liter hand sanitizer yang diproduksi. Dan sebagian besar telah diberikan kepada dokter-dokter di RSCM, RS Persahabatan, yang tengah menangani pasien-pasien Covid-19," sambung Prof Ari.

Kendati demikian, dia mengimbau agar institusi-institusi pendidikan di seluruh Indonesia, yang memiliki laboratorium kimia, untuk membantu masyarakat menyediakan hand sanitizer.

"Karena memang mungkin hand sanitizer sekarang harganya mahal. Jadi tolong untuk masyarakat jangan membuat hand sanitizer sendiri, di kami pun yang membuat adalah departemen kimia," kata Prof Ari.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli Tidak Rekomendasikan Pembuatan Hand Sanitizer Sendiri, Mengapa?"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved