Wabah Virus Corona

Uji Coba Vaksin Virus Corona pada Manusia, Butuh Waktu 12 Bulan Sebelum Dinyatakan Aman

Vaksin untuk menangkal Virus Corona siap diuji pada manusia. Vaksin COVID-19 ini diuji terhadap sukarelawan untuk melawan penyebaran Virus Corona.

Editor: Yoseph Hary W
dok.ist/via tribun padang
Ilustrasi vaksin virus corona covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM - Vaksin untuk menangkal Virus Corona siap diuji pada manusia. Vaksin COVID-19 ini diuji terhadap manusia untuk melawan penyebaran Virus Corona.

Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin (SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Pejabat Kesehatan AS mengatakan siap menguji vaksin COVID-19 kepada manusia untuk pertama kalinya.

Ini memberi harapan baru untuk memerangi pandemi global Virus Corona.

Meski uji coba manusia sudah dilakukan, para ahli mengatakan masih membutuhkan waktu 12-18 bulan hingga Vaksin Virus Corona dinyatakan aman dan tersedia di pasaran.

Pasalnya, sebelum vaksin itu dipasarkan, para ahli masih harus melakukan banyak uji klinis untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut benar-benar aman untuk manusia.

Melansir dari AFP, Senin (16/3/2020), vaksin yang disebut mRNA-1273 itu dikembangkan oleh para ilmuwan dan kolaborator National Institutes of Health (NIH) AS di perusahaan bioteknologi Moderna yang berbasis di Cambridge, Massachusetts.

"Ada 45 sukarelawan berusia 18 sampai 55 tahun yang sehat akan menjadi bagian dalam uji coba vaksin. Peserta pertama menerima vaksin hari ini. Uji coba akan berlangsung selama enam minggu," kata NIH dalam keterangan resmi.

Pendanaan uji coba ini diberikan oleh Koalisi untuk Kesiapsiagaan Epidemi Inovasi (CEPI) yang berbasis di Oslo.

Vaksin Virus Corona untuk melawan COVID-19 hingga saat ini belum tersedia.

Untuk diketahui, hingga Selasa (17/3/2020) siang, virus yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China, itu telah menginfeksi lebih dari 182.000 orang di 162 negara.

Dari angka tersebut, menurut perhitungan Worldmeters, lebih dari 7.100 orang meninggal dunia karena virus corona.

"Menemukan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi SARS-CoV-2 adalah prioritas kesehatan yang mendesak," ungkap Anthony Fauci, kepala penyakit menular di NIH.

"Studi fase 1 ini cukup cepat dilakukan. Ini merupakan langkah pertama yang penting untuk mencapai tujuan (menemukan vaksin)," imbuhnya.

Percobaan pertama akan mempelajari dampak dari dosis yang berbeda ketika injeksi disuntikkan di lengan atas sukarelawan.

Efek samping yang mungkin terjadi antara lain nyeri atau demam setelah diberi injeksi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved