Update Banjir Bandang Magelang

Retakan Tanah Terdeteksi di Titik Longsor di Magelang, Banjir Susulan Berpotensi Terjadi

Potensi banjir susulan bisa saja terjadi melihat kondisi yang ada di lapangan, longsoran dan volume air yang tertahan.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Potensi banjir susulan pada lokasi bencana di Dusun Semen dan Mudan, Desa Salamkanci, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang bisa saja terjadi, mengingat adanya retakan tanah yang terdeteksi pada titik longsor atau bagian mahkota yang berada di dataran atas.

Seluruh pihak termasuk masyarakat mesti tetap waspada.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto, mengatakan, potensi banjir susulan masih bisa terjadi, melihat ada retakan di tujuh titik di mahkota longsor yang telah terdeteksi dan teridentifikasi oleh ESDM Provinsi Jawa Tengah.

Pemantauan pun dilakukan meski medan cukup sulit. Selanjutnya, analisis dilaksanakan untuk mengetahui potensi dan ancaman yang dapat terjadi.

Penanganan Paska Banjir Bandang di Magelang Fokus ke Pembersihan Material

"(Potensi banjir bandang susulan) iya, karena di atas ada retakan. Kalau retakan tidak longsor ya tidak masalah. Kalau longsor dan tidak ada hujan, tidak masalah. (Retakan) diidentifikasi ESDM provinsi mengidentifikasi hanya di seputar di tujuh titik di mahkota longsoran itu. Nanti akan dianalisis potensi dan ancaman seperti apa. Setelah itu kita informasikan kepada masyarakat, kondisinya seperti apa," kata Edy, Senin (2/3/2020) saat diwawancarai di lokasi bencana.

Edy mengatakan, potensi banjir susulan bisa saja terjadi melihat kondisi yang ada di lapangan, longsoran dan volume air yang tertahan.

Jika terjadi longsor dan tidak hujan, maka tidak menahan air.

Kalau terjadi longsor dan hujan turun dengan deras, tertampung volume air yang besar, akan berbahaya jika bergerak.

"Vegetasi yang ada di jalan longsor, kemarin sudah dilewatkan banjir pertama. Saat ini sudah mulai bersih, sehingga airnya bisa tidak tertahan. Karena kemarin vegetasi rapat, tertahan vegetasi sehingga seperti diredam," ujarnya.

Asesment dilaksanakan selanjutnya.

ESDM akan mengkaji ancaman geologis yang bisa terjadi.

Super Gampang! Tutorial Make Up Khusus untuk Musim Hujan

Sementara alat deteksi dini atau early warning system (EWS) sudah terpasang di daerah longsor, tetapi saat terjadi bencana kemarin, titik longsor bukan di titik EWS terpasang.

EWS yang terpasang masih satu, sementara potensi longsor terdapat banyak.

"Assesment sekaligus action dilanjutkan ESDM, untuk mengkaji ancaman geologinya. ESDM sudah menginformasikan ke kita. Di sini sudah dipasang EWS, tetapi seringkali yang longsor bukan di titik EWS. EWS kita hanya satu, sementara potensi longsornya banyak. Kita akan memantau ke titik retakan, karena berbahaya medannya.

Sementara warga yang terdampak bencana pun masih mengungsi di tempat pengungsian.

Hal ini untuk menghindari ancaman banjir susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

"Semoga tidak ada apa-apa. Warga mengungsi karena memang ada ancaman. Semoga lekas selesai dan sampai hasil kesimpulan aman kembali," tuturnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved