Siswa SMP di Sleman Hanyut
TERNYATA Siswa SMP N 1 Turi yang Susur Sungai Ditinggal Pembina Pramuka Transfer Uang
Siswa SMP N 1 Turi yang Susur Sungai Ditinggal Pembina Pramuka Transfer Uang oleh IYA warga Caturharjo, Sleman
Penulis: Santo Ari | Editor: Iwan Al Khasni
Terakhir susur sungai dilakukan tahun 2019 dan titiknya berada di utara lokasi kejadian sekarang.
"Inisiator IYA, dan tiga orang ini yan punya sertifikat keahlian jadi harus tahu manajemen risiko dari perencanaan hingga pelaksanaan. Tiga orang ini yang paling bertanggung jawab tapi tak ada upaya yang kita lihat. Itulah kenapa kita berani menetapkan tersangka," bebernya.
Sedangkan terkait kemungkinan bertambahnya tersangka, Rudy menekankan bahwa pihaknya tidak mau berandai-andai.
Penyidik selalu memeriksa sesuai fakta hukum yang ada.
• Kisah Mbah Diro saat Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi, Nekat Nyebur ke Sungai demi Selamatkan Siswa
"Dari perencanaan dan diskusi-diskusi, tidak ada yang membahas soal safety. Saat pelaksanaan juga tidak ada alat keselamatan diri misal pelampung atau tali. Itu yg tidak diperhitungkan sama sekali sejak perencanaan."
"Bahkan rencana susur sungai baru muncul sehari sebelumnya, di hari kamis, lewat grup WA. Jadi memang minim persiapan," tegasnya.
Ia menuturkan bahwa IYA baru datang untuk membantu setelah ada yang meneleponnya.
Dan dari keterangannya yang bersangkutan, IYA mengaku sudah memahami wilayah susur sungai
"Tapi dia tidak ada inisiatif untuk mengecek bagaimana kondisi sungai beberapa hari sebelumnya.
Saat itu sering hujan dan air di sungai juga sering banjir," imbuhnya.

Sementara itu IYA mengaku bahwa saat itu pada pukul 13.15 saat menyiapkan anak-anak dan ketika memberangkatkan pada pukul 13.30 cuaca masih belum hujan.
"Saya cek sungai di atas air juga tidak deras. Dan kembali ke start juga air tidak bermasalah. Kemudian di situ juga ada temam saya yg terbiasa mengurusi susur sungai di sempor jadi saya yakin tidak terjadi apa-apa," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa susur sungai hari itu untuk latihan karakter siswa.
Tujuannya agar para siswa dapat memahami sungai. Dan menurutnya anak sekarang jarang main di sungai atau menyusuri sungai.
Sedangkan saat ditanya soal mengapa anak tidak diberi perlengkapan keselamatan ia menjawab singkat. "Karena airnya cuma selutut."