Siswa SMP di Sleman Hanyut

Cerita Korban Selamat Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi, Ngeyel Tak Mau Turuti Perintah Kakak Pembina

Nindia yang alumni sekolah itu pun heran, mengapa dalam kondisi cuaca mendung pihak pembina tetap bersikeras melanjutkan susur sungai

Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
Siswa-siswi SMPN 1 Turi mendapatkan pendampingan trauma healing di hari pertama mereka ke sekolah pasca laka Sungai Sempor. 

Kejadian buruk itu telah tertanam di benak anak-anak dan mereka ingin melupakannya.

"Anak saya masih grogi, enggak mau sendiri. Dia cari kesibukan biar tidak teringat. Sekarang jadi sering ke tempat temannya, saya izinkan agar hatinya juga tenang," ujarnya.

Tim Psikologi Polda DIY Turun ke SMPN 1 Turi, Gelar Trauma Healing untuk Siswa Peserta Susur Sungai

Jawaban Pembina Pramuka SMPN 1 Turi yang Jadi Tersangka Saat Diingatkan Warga

Sebagai seorang ibu, Ponirah tentu saja tak ingin anaknya mengalami trauma.

Ia pun mengapresiasi banyak pihak yang mau membantu menghilangkan trauma para siswa.

Sementara itu, Ketua Ikatan Psikologi Klinis Wilayah DIY, Siti Urbayatun mengatakan, kejadian yang dialami akhir pekan sangat massif.

"Kita membutuhkan dukungan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang kondusif. Universitas di Yogyakarta yang memiliki fakultas psikologi kami minta bantuan, organisasi masyarakat juga banyak yang membantu," ujarnya.

Saat ini dibuka dua posko untuk penanganan psikis siswa pascamusibah, yaitu di Puskesmas Turi dan SMPN 1 Turi.

Tim psikologi telah berjaga mulai Jumat hingga Senin pagi ini selama 24 jam untuk melakukan pendampingan psikologi.

"Kemungkinan sampai seminggu ke depan kami stand by di dua posko. Jika diperlukan kami juga melakukan home visit," ungkap Siti.

Hari pertama sekolah di SMP N 1 Turi, Sleman, Senin (24/2/2020) pagi pascatragedi susur sungai kegiatan Pramuka yang menewaskan 10 siswanya.
Hari pertama sekolah di SMP N 1 Turi, Sleman, Senin (24/2/2020) pagi pascatragedi susur sungai kegiatan Pramuka yang menewaskan 10 siswanya. (Tribun Jogja/Hasan Sakri)

Hingga saat ini ada enam siswa yang mengalami gejala gangguan psikologis.

"Sekali lagi ini baru gejala, bukan gangguan. Ada yang menangis dan berteriak-teriak misalnya. Kami akan terus mendata gejala yang ditunjukkan adik-adik," jelasnya.

Dr. Novita Krisnaeni, Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, ditemui SMPN 1 Turi menjelaskan, pihaknya ikut mendukung kegiatan yang sudah dilakukan tim psikolog.

"Kami ikut melakukan pendampingan adik-adik sampai sudah teratasi," tuturnya.

(tribunjogja.com/nto/uti)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved