Sleman
Sampah di Sleman Capai 700 Ton per Hari
UPT Persampahan Sleman sudah rutin mengadakan sosialisasi ke masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Sungai dan lahan kosong masih sering disalahgunakan masyarakat untuk membuang sampah sembarangan.
Seperti tumpukan sampah yang masih terlihat di aliran Selokan Mataram.
Rata-rata orang yang membuang sampah sembarangan justru bukan berasal dari luar wilayah.
Kepala UPT Persampahan Sleman, Sri Restuti mengatakan menuturkan pihaknya sudah rutin mengadakan sosialisasi ke masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.
Ia pun menilai bahwa saat ini kesadaran masyarakat tentang sampah sebenarnya sudah cukup baik.
• Sayembara Menangkap Pelaku yang Membuang Sampah Sembarangan di Selokan Mataram, Hadiahnya Rp500 Ribu
Itu didasari dari makin banyaknya aduan dari masyarakat jika ada tumpukan sampah.
"Kebiasaan membuang sampah ini memang lebih ke karakter personnya. Biasanya mereka justru bukan dari warga sekitar tapi orang jauh yang melintas," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan jumlah penduduk Sleman sekitar 1.100.000 orang, produksi sampah mencapai 700-an ton per hari dengan perkiraan setiap orang menghasilkan 0,65 kg per hari.
Untuk mengatasi masalah sampah ini, pihaknya mengerahkan 40 unit truk dan satu backhoe, kemudian sampah-sampah dari depo transit sampah kemudian dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Piyungan.
Dengan jumlah ini, lanjut Sri, sudah cukup untuk mengangkut semua sampah yang ada.
"Pengangkutan sampah berdasarkan langganan yang sudah membayar retribusi ke kami, sesuai ketentuan yang ada. Kalau yang dari rumah ke rumah, biasanya berlangganan dengan pihak swasta," imbuhnya.
• Super Gampang! Tutorial Make Up Khusus untuk Musim Hujan
Kabupaten Sleman sendiri belum memiliki TPA.
Menurutnya, di Sleman belum ada rencana pembuatan TPA semenjak ada penolakan masyarakat di Prambanan tahun lalu.
Pihaknya pun saat ini sedang melakukan perencanaan untuk membuat Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST).
Dengan dibangunnya TPST ia berharap sampah bisa terkelola maksimal, sehingga sampah tidak menjadi masalah di tengah masyarakat.
"TPST rencananya akan dibuat oleh provinsi di Tambokboyo, Condongcatur dan di Gamping," bebernya. (TRIBUNJOGJA.COM)