Demam Berdarah Serang Warga
Dinkes Bantul : Kasus DBD Paling Banyak Serang Usia Dewasa Muda
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bantul hingga pertengahan Februari 2020 tercatat sudah mencapai 160 kasus.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bantul hingga pertengahan Februari 2020 tercatat sudah mencapai 160 kasus.
Dari jumlah tersebut, pasien terbanyak penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu menyerang usia produktif, dewasa muda.
"Rentang usia pasien paling rendah itu, 5 tahun dan paling tua 73 tahun. Paling banyak (menyasar) usia dewasa muda," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Tri Wahyu Joko Santosa, dihubungi, Senin (17/2/2020).
Dari 160 kasus DBD yang tercatat di Bantul, sejauh ini, ditegaskan Joko, belum ada korban yang dilaporkan sampai meninggal dunia.
• DBD di Bantul Meningkat Drastis, Hingga Awal Februari Capai 160 Kasus
Pihaknya berharap jangan sampai ada korban jiwa.
Pasalnya, tahun 2019 lalu, di Kabupaten Bantul tercatat ada 1.323 kasus DBD.
Empat pasien di antaranya meninggal dunia.
"Mudah-mudahan jangan sampai ada korban jiwa," harap dia.
Pencegahan
Joko menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Bantul saat ini terus berupaya menekan bertambahnya jumlah kasus Demam Berdarah Dengue.
Satu di antara caranya dengan edukasi masyarakat agar rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dilingkup skala rumah tangga masing-masing.
Pembasmian sarang nyamuk itu menurutnya dengan menerapkan pola tiga M (menguras, mengubur dan menutup).
Langkah konkretnya, kata dia, dengan rutin menguras dan menyikat bak mandi, menutup tampungan air, lalu mengubur barang-barang bekas yang tidak terpakai.
Jangan sampai barang tersebut menjadi sarang nyamuk.
• Super Gampang! Tutorial Make Up Khusus untuk Musim Hujan
Kemudian waspadai juga potongan kayu dan bambu yang setelah dipotong namun dibiarkan tergeletak begitu saja.