Bantul
Kasus DBD di Bantul Meningkat, Bupati Suharsono Minta Warga Rajin Kuras dan Sikat Kamar Mandi
Dalam kunjungan tersebut, orang nomor satu di Bumi Projotamansari itu meminta kepada warga agar rajin membersihkan lingkungan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Bupati Bantul, Drs.Suharsono, bersama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Budi Rahardjo, melakukan peninjauan langsung ke rumah warga di Padukuhan Pasutan, Desa Trirenggo, Bantul, dalam program Gerakan Serentak (Gertak) pemberantasan sarang nyamuk (PSN), Jumat (14/2/2020).
Dalam kunjungan tersebut, orang nomor satu di Bumi Projotamansari itu meminta kepada warga agar rajin membersihkan lingkungan. Termasuk menguras kamar mandi.
"Kami ingatkan warga agar bersih lingkungan, kemudian kamar mandi dikuras. Dikuras bukan cuma dibuang airnya, tetapi disikat," kata Suharsono.
• DBD di Bantul Meningkat Drastis, Hingga Awal Februari Capai 160 Kasus
Saat ini, menurut dia, cuaca di Kabupaten Bantul tidak menentu.
Kadang panas dan kadang turun hujan.
Cuaca tersebut sangat memungkinkan bagi nyamuk aedes aegypti untuk berkembang biak.
Sebab itu, masyarakat diminta menjaga kewaspadaan.
Segala genangan air yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk sebaiknya segera dibersihkan.
Seperti misalnya kolam, maupun ember plastik, jangan dibiarkan terbuka.
"Jangan sampai itu jadi sarang nyamuk. Saya minta masyarakat kerjasama meningkatkan kebersihan lingkungan," kata dia.
• Lagi Musim Demam Berdarah, Begini Tips dan Cara Mengusir Nyamuk Aedes Aegypti
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan cukup drastis.
Hingga pekan pertama Februari 2020, laporan mengenai penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti itu jumlahnya mencapai 160 kasus.
Padukuhan Pesutan, Desa Trirenggo Bantul, merupakan salah satu wilayah yang cukup parah terdampak kasus Demam Berdarah Dengue.
Dimana, dalam satu Padukuhan saja, sudah ada enam laporan kasus mengenai DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Budi Rahardjo meminta masyarakat agar waspada.
Senantiasa jaga kebersihan lingkungan dan mengintensifkan pemberantasan sarang nyamuk.
Termasuk menerapkan pola 3 M, menguras, menutup dan mengubur.
Apalagi, menurut dia, sesuai dengan empirisnya, tahun ini kemungkinan menjadi siklus lima tahunan bagi Demam Berdarah Dengue.
"Jadi memang harus waspada," ucap dia.(TRIBUNJOGJA.COM)