Jawa
Pembatasan Akses Wisatawan di Lantai Arupadatu Candi Borobudur Mulai Diberlakukan
Pembatasan akses ini untuk menghindari potensi kerusakan dan keausan pada batuan candi akibat terlalu banyaknya wisatawan yang datang.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
Selama pembatasan dilakukan, BKB akan melakukan upaya konservasi agar kerusakan sebesar 30 persen pada lantai candi tidak bertambah lagi.
Rekomendasi pembatasan kunjungan pun juga diusulkan.
BKB juga mengkaji pelapisan tangga menggunakan kayu untuk mengurangi potensi keausan batuan candi.
BKB juga mengkaji ke depan, pengunjung yang datang ke Borobudur mesti bersama pemandu.
"Kerusakan yang 30 persen jangan bertambah lagi, sarannya yang paling tidak kalau dibatasi kunjungannya. Kemudian, yang lainya sebagai kajian yang lalu, BKB dengan menggunakan tangga dari kayu akan dilakukan kedepannya," ujar Tri.
Tri menambahkan, perlunya daya tarik lain yang ada di sekitar Borobudur ini.
Pemerintah juga membuat akses-akses baru seperti Balkondes, sehingga kunjungan tidak hanya terpusat di candi.
Relief-relief Borobudur bisa direplika dan ditempatkan di balkondes-balkondes tertentu, sehingga masing-masing balkondes akan memiliki ciri khas sendiri-sendiri.
"Misalnya balkondes Borobudur memiliki cerita karmawibangga. Jadi orang kalau melihat relief karmawibangga tidak perlu harus naik ke Borobudur tapi bisa ke balkondes Borobudur, demikian dengan cerita-cerita lainnya cara begitu penyebaran wilayah tidak bertumpu pada Candi Borobudur. Tapi menyebar bisa ke lingkungan kawasan cagar budaya Borobudur," kata Tri.
• Masterplan Selesai, BOB Kebut Pengembangan Kawasan Super Prioritas Borobudur
Belum Dapat Berkomentar
Sementara itu, Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Edy Setijono, mengatakan, pihaknya belum dapat berkomentar secara khusus terkait kebijakan di zona 1 Candi Borobudur, dalam hal ini pembatasan akses wisatawan ke lantai 9 dan 10.
Pihaknya tengah berkomunikasi dengan Direktorat Jenderal yang menaungi Candi Borobudur untuk penjelasan kebijakan tersebut.
Pihak taman sendiri sepakat dengan konsep konservasi candi, tetapi tata caranya perlu diatur lebih lanjut.
"Kami lagi komunikasi dengan Pak Dirjen, kami juga berkirim surat kepada beliau cuma nanti penjelasannya seperti apa. Prinsipnya kami, setuju dengan konservasi, tetapi mungkin tata caranya yang kita atur," kata Edy.
(TRIBUNJOGJA.COM)