VIRAL, Video Detik-detik Alat Berat dan Mobil Terseret Arus Lahar Dingin di Lereng Gunung Merapi

Dalam video tersebut, tampak sebuah mobil terserat arus lahar dingin lereng Merapi di tengah guyuran hujan deras.

Penulis: Victor Mahrizal | Editor: Muhammad Fatoni
twitter @merapi_news
Tangkapan layar video alat berat dan mobil terseret banjir lahar hujan yang diunggah Kamis (6/2/2020) oleh akun @merapi_news. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Victor Mahrizal

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Sebuah video yang menampakkan alat berat dan mobil terseret lahar dingin di lereng Merapi, menjadi viral di media sosial.

Dalam video tersebut, tampak sebuah mobil terserat arus lahar dingin lereng Merapi di tengah guyuran hujan deras.

Video tersebut beredar menyusul kondisi puncak Merapi yang tengah dilanda hujan dengan intensitas tinggi.

Video tersebut diunggah pad Kamis (6/2/2020) kemarin oleh akun @merapi_news .

"Kali miren tegalmulyo ,kemalang Klaten.... tenang ..ini baru hujan kurang dari 2 jam siap antar tanah2 subur untuk yang gersang di bawahnya,, perkebunanya akan sukses... tulis akun tersebut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Klaten meminta masyarakat di kawasan puncak Gunung Merapi mewaspadai terjadinya aliran lahar hujan.

Pasalnya puncak gunung itu mulai diguyur hujan deras.

Sekretaris BPBD Pemkab Klaten, Nur Cahyono, mengatakan hujan di puncak Merapi dengan intensitas cukup tinggi terjadi pada Kamis (6/2/2020).

Akibat hujan itu terjadi banjir lahar yang mengarah ke beberapa sungai.

''Aliran yang besar di Sungai Gendol, Kabupaten Sleman. Hanya sedikit yang mengarah ke Klaten di Sungai Woro,'' jelasnya.

Hujan Guyur Puncak Merapi, BPBD Kota Antisipasi Peningkatan Volume Air

Muncul Bibit Siklon Tropis, Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang di Indonesia

Meskipun kecil, BPBD berharap semua pemerintah desa dan sukarelawan di sekitar alur sungai di bawah Merapi waspada dan meningkatkan koordinasi pengamatan.

Masyarakat diminta memperhatikan imbauan dari sukarelawan dan pemerintah desa berkaitan dengan lahar hujan.

BPBD mengingatkan curah hujan yang tinggi, lahar hujan bisa turun setiap saat. Apabila hujan atau di puncak cuaca mendung lebih baik meninggalkan alur sungai atau tidak ke sungai untuk sementara waktu, sebab material sisa erupsi di puncak masih banyak.

Kepala Desa Kemiren, Kecamatan Srumbung, Magelang, Yusuf Herlambang, disertai Camat Kecamatan Srumbung, bersama wartawan, saat meninjau lokasi eks desa yang hilang pada Erupsi Gunung Merapi Tahun 1961 lalu, Jumat (24/1/2020) lalu.
Kepala Desa Kemiren, Kecamatan Srumbung, Magelang, Yusuf Herlambang, disertai Camat Kecamatan Srumbung, bersama wartawan, saat meninjau lokasi eks desa yang hilang pada Erupsi Gunung Merapi Tahun 1961 lalu, Jumat (24/1/2020) lalu. (TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri)

Bagi penambangan di sungai atau luar sungai diminta mewaspadai longsoran.

Tingginya curah hujan bisa membuat tanah tak kuat menahan beban air sehingga menjadi rawan longsor.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merilis informasi terjadi hujan di puncak Gunung Merapi. Untuk itu masyarakat diimbau mewaspadai potensi bahaya lahar.

"Terjadi hujan di puncak #Merapi tgl 6 Feb 2020 pkl 13:34 WIB. Hingga pkl 14:09, total curah hujan tercatat 33 mm," demikian bunyi keterangan BPPTKG melalui akun Twitter.

Langkah Antisipasi BPBD Yogyakarta

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta tetap mengantisipasi dan memantau pergerakan muntahan material maupun aliran lahar dingin di Kali Gendol akibat intensitas hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir di kawasan Gunung Merapi.

Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dua hari terakhir hujan mengguyur puncak Merapi dengan intensitas curah hujan mencapai angka 33 mm sampai 57 mm.

"Sementara ini masih normal, kemarin memang material di Kali Gendol semua, tapi tetap kita pantau," kata Kepala BPBD Kota Yogya, Hari Wahyudi, Jumat (7/2/2020).

Lokasi penambangan pasir Kali Gendol, Kepuharjo, Cangkringan yang sepi karena dihentikan sementara usai status Merapi dinaikan menjadi waspada.
Lokasi penambangan pasir Kali Gendol, Kepuharjo, Cangkringan yang sepi karena dihentikan sementara usai status Merapi dinaikan menjadi waspada. (Tribun Jogja/ Alexander Ermando)

Hari mengatakan, volume air di beberapa Kali Yogyakarta dimungkinkan akan sedikit naik, namun tidak sampai pada tingkatan yang mengkhawatirkan dan tanpa disertai dengan limpahan aliran material.

"Infonya masih relatif aman. Sementara di daerah utara di pos satu juga masih landai," tambah dia.

BREAKING NEWS : Puncak Merapi Diguyur Hujan Lebat, BPPTKG Imbau Warga Waspadai Banjir Lahar Dingin

Hari menjelaskan, aliran material tersebut juga dimungkinkan akan terus menuju daerah timur dan berlanjut hingga ke area Klaten.

Meskipun menjangkau area di sisi selatan, namun menurut dia aliran air hanya akan sampai ke wilayah Sleman.

"Antisipasi tetap ada, cuman tidak begitu karena tidak masuk ke kota. Tapi kita tetap persiapan," kata Hari. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved