Pembangunan Tol Yogyakarta-Solo di Atas Ring Road Berdampak Pada Kampus UPN, Amikom, Mercu Buana 3

Pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo mengalami perubahan desain trase, terkhusus di kawasan Monumen Jogja Kembali (Monjali).

Penulis: Santo Ari | Editor: Iwan Al Khasni
IST
pembangunan tol di atas ringroad akan berdampak pada lahan dan bangunan yang berdiri di sepanjang 10 meter dari ujung jalur lambat. Tercatat beberapa kampus kemungkinan akan terdampak 

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksana Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Tol Yogya-Solo, Wijayanto, memaparkan ke depan pihaknya akan berkoordinasi dengan PDAM, Telkom, Pertamina dan instansi lainnya. Koordinasi ini terkait pengecekan jaringan yang terdampak dari pembangunan tol, terutama jaringan yang terpendam.

"Petanya bersinggungan dengan peta kita tidak? Kalau (terpendam) di dalam berapa meter akan kelihatan. Harus dipindah. Kita yang memindah ya kita yang membiayai," ujarnya.

Koordinasi ini dilakukan setelah konsultasi publik dengan masyarakat selesai. Setelah ada pematokan dan penetapan lokasi (penlok), maka akan ketahuan instalasi apa yang terdampak.

"Kalau jalur sudah disetujui masyarakat, sudah melakukan pemasangan patok, persiapan penlok. Maka baru kita koordinasikan dengan instansi terkait," ungkapnya.

Termasuk dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO) yang membidangi Selokan Mataram. Ia mengatakan ada jalur tol yang bersinggungan dengan Selokan Mataram. Konstruksinya nanti, tol akan dibuat elevated, di atas selokan Mataram.

"Selokan mataram akan tetap akan hidup," ujarnya.

Tidak hanya memiliki manfaat bagi masyarakat DIY, keberadaan selokan Mataram juga memiliki nilai sejarah tersendiri. Maka dari itu Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY Krido Suprayitno menjelaskan nantinya selokan mataram akan dijadikan ikon tersendiri bagi tol yang ada di DIY. Baik tol Jogja-Solo, Jogja-Bawen, dan Jogja-Kulonprogo.

"Dipastikan tidak mengganggu fungsi selokan dan menjadikannya ikon DIY," ungkap Krido.

Ia mengatakan belum melakukan pembicaraan dengan BBWSSO, namun upaya tersebut direncanakan akan dilakukan pada awal Maret mendatang. Tidak hanya dengan BBWSSO, namun juga dengan instansi lain terdampak seperti Dishub dan PDAM saat konsultasi publik.

"Konsolidasi instansi pada awal bulan Maret. Saat ini kami sedang menyelesaikan tahapan sosialisasi yang masuk dalam tahap persiapan dengan masyarakat yang terdampak," terangnya.

Sementara itu terpisah, Kepala Bidang Operasional dan Pemeliharaan BBWSSO, Sahril membenarkan hingga saat ini belum ada koordinasi dari pihak Dispertaru terkait pembangunan tol di selokan Mataram. Ia menekankan bahwa BBWSSO akan tetap mempertahankan jaringan irigasi yang bernilai sejarah tersebut.

"Kalau nanti jalan tol mengenai irigasi, akan ada tindakan teknis yang diambil," ungkapnya.

Selokan Mataram di Kalasan
Selokan Mataram di Kalasan (TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando)

Konstruksi Jalan Tol Bawen-Yogyakarta Diprediksi Selama Tiga Tahun

Konstruksi Tol Yogyakarta-Solo

Jalan Tol Yogyakarta-Solo akan membentang seluas sepanjang 22,36 Km dari Desa Tamanmartani di Kecamatan Kalasan, ke Desa Tirtoadi di Kecamatan Mlati, Sleman.

Saat ini pemerintah tengah melakukan sosialisasi ke warga-warga terdampak. Selain membicarakan pembebasan lahan, warga pun diberikan wawasan tentang bagaimana tol tersebut akan dibangun dan manfaatnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved