Wabah Virus Corona

Dokter Virus Corona Meninggal Akibat Kelelahan Setelah Bekerja 10 Hari Nonstop

Seorang dokter yang ikut serta terlibat dalam penanganan wabah virus corona meninggal dunia. Ia meninggal diduga akibat kelelahan kemudian

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Via daily mail
Song Yongjie mengenakan pakaian hazmat selama bertugas melakukan pemeriksaan kesehatan pada para pelintas perbatasan di Provinsi Hunan 

Li menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, penyakit itu adalah virus corona - keluarga besar virus yang mencakup sindrom pernafasan akut yang parah (SARS).

"Saya hanya ingin mengingatkan teman-teman sekelas universitas saya agar berhati-hati," katanya.

Petugas kesehatan mengevakuasi seorang pria dari rumahnya menuju ke Rumah Sakit Wuhan, China pada Kamis (30/1/2020)
Petugas kesehatan mengevakuasi seorang pria dari rumahnya menuju ke Rumah Sakit Wuhan, China pada Kamis (30/1/2020) (Hector Retamal/AFP)

Li, yang bertugas di Wuhan, pusat penyebaran virus corona yang mematikan itu memberitahu teman-temannya untuk memperingatkan orang-orang terdekat mereka agar berhati-hati dengan virus baru tersebut.

Percakapan di grup WeChat itu tanpa diduga menyebar ke berbagai platform sosial media.

Dalam jangka waktu sekejap, Li menjadi dokter yang paling menarik perhatian lantaran fakta-fakta yang ia ungkapkan.

Tangkapan layar percakapannya menyebar tanpa kendali.

Li juga menyadari bahwa cepat atau lambat ia pasti akan ditangkap oleh otoritas pemerintahan lantaran telah membocorkan sebuah rahasia .

"Ketika saya melihat sudah beredar online, saya menyadari bahwa itu di luar kendali saya dan saya mungkin akan dihukum," kata Li.

Dia benar.

Segera setelah dia memposting pesan itu, Li dituduh menyebarkan rumor oleh polisi Wuhan.

Sejak saat itulah Li tiba-tiba jadi pendiam.

Ia tak lagi memberikan informasi seputar virus corona melalui grup wechat yang diikutinya.

Dia adalah salah satu dari beberapa petugas medis yang diburu polisi karena berusaha untuk menyebar berita tentang virus mematikan di minggu-minggu awal wabah.

Virus ini telah merenggut setidaknya 425 nyawa dan membuat lebih dari 20.000 orang sakit di seluruh dunia - termasuk Li.

Dari tempat perawatan intensif di rumah sakit, Li mengatakan kepada CNN bahwa dia dipastikan mengidap virus itu.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved