Rahasia China Bangun Rumah Sakit Corona yang Menyedot Perhatian Dunia
rumah sakit Xiaotangshan dengan kapasitas 1.000 tempat tidur, dibangun hanya dalam waktu 7 hari
Akhirnya China mampu mewujudkan rumah sakit darurat khusus pasien corona, Huoshenshan, di Wuhan, Provinsi Hubei. Tidak tanggung-tanggung, pembangunannya hanya memakan waktu 8 hari saja! Tentunya pembangunan itu dilakukan setelah melalui berbagai rangkaian perencanaan, desain dan pembangunan.

Singkatnya waktu pembangunan yang dimulai pada 25 Januari 2020 itu tak lepas dari ambisi China untuk mengulang prestasi serupa saat membangun rumah sakit khusus pasien severe acute respiratory syndrome (SARS) Xiaotangshan, di Beijing, pada 2003 silam.
Tak main-main, rumah sakit Xiaotangshan dengan kapasitas 1.000 tempat tidur, dibangun hanya dalam waktu 7 hari! Ya, secepat kilat!
Mereka tengah berupaya menyelesaikan rumah sakit kedua khusus pasien corona lainnya yakni Leishenshan yang ditargetkan rampung pada Rabu besok, 5 Februari.
CGTN News melaporkan, pekerjaan konstruksi yang serba cepat dan disiarkan secara langsung melalui saluran-saluran televisi milik Pemerintah, memukau puluhan jutaan penonton.
Cuplikan gambar drone dari situs konstruksi menunjukkan sebuah buldoser menggali fondasi dan parade truk yang mengangkut kabel baja, semen, beton pracetak (prefabrikasi), dan generator listrik.
Pemerintah China mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk membangun fasilitas medis baru dengan cepat. Rumah Sakit Corona Huoshenshan dirancang dengan kapasitas 1.000 tempat tidur dan menempati lahan seluas 2,4 hektar.
Sementara Rumah Sakit Corona Leishenshan menempati area 3 hektar dengan fasilitas 1.300 tempat tidur. Kecepatan konstruksi yang luar biasa ini, memunculkan beragam pertanyaan: Bagaimana China dapat secara radikal menekan jadwal pembangunan? Dan dapatkah struktur yang dibangun dengan cepat itu, benar-benar aman secara konstruksi?
Sebuah bangunan, lebih-lebih rumah sakit dengan layanan lengkap seperti peralatan teknologi medis, biasanya membutuhkan beberapa tahun masa konstruksi.
Mengutip Quartz, seorang arsitek dari biro HOK Architects Scott Rawlings berpendapat, apa yang sedang dan telah dibangun oleh China bukanlah fasilitas medis yang khas dan spesifik tetapi lebih merupakan "pusat pengobatan untuk mengelola infeksi massal."
Sebaliknya, Scott merasa ragu menyebut fasilitas medis yang dibangun China saat ini di Wuhan sebagai rumah sakit permanen. "Tentu saja ini bukan fasilitas layanan yang lengkap," kata Scott.
Dia menambahkan, ketika merancang sesuatu, hal yang harus dipertimbangkan adalah penggunaan dan kemampuan beradaptasi bangunan selama 75 tahun ke depan. Nah, China menurut Scott, tidak memiliki kemampuan dalam merancang rumah sakit baru, termasuk Huoshenshan dan Leishenshan.
Scott yang saat ini tengah mengerjakan rumah sakit baru dengan 500 tempat tidur di Chengdu dan dua rumah sakit di Hong Kong menjelaskan, bahwa untuk proyek rumah sakit biasa, waktu yang dihabiskan cukup lama. Termasuk waktu berkonsultasi dengan pasien, staf medis, administrator layanan kesehatan, dan masyarakat sekitar. Hal ini untuk memastikan desain bekerja untuk semua kepentingan.
Dengan tidak adanya waktu konsultasi untuk desain khusus rumah sakit corona, pejabat Wuhan pun ditengarai mencontek cetak biru dari Rumah Sakit SARS Xiaotangshan.
China memanfaatkan material prefabrikasi atau beton pracetak sebagai kunci cepatnya proses konstruksi Rumah Sakit Corona Haoshenshan dan Leishenshan, serupa halnya dengan di Xiaotangshan.
