Kasus Demam Berdarah di DI Yogyakarta

Kematian Akibat DBD Turun, Dinkes DIY Sebut Kesadaran PSN di DIY Baik

Menurut audit yang dilakukan Dinas Kesehatan DIY, enam kasus kematian terjadi karena keterlambatan pasien menuju ke pelayanan kesehatan.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, Berty Murtiningsih saat ditemui Tribun Jogja di Dinas Kesehatan DIY, Senin (03/02/2020) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus DBD di Daerah Istimewa Yogyakarta masih cukup tinggi.

Tahun 2019, Dinas Kesehatan DIY mencatat 3.141 kasus DBD.

Kabupaten Bantul menjadi kabupaten dengan kasus terbanyak, yaitu 1.248 kasus, disusul Kabupaten Sleman yaitu 710 kasus, kemudian Gunungkidul dengan 545 kasus, dilanjutkan Kota Yogyakarta yaitu 467 kasus, dan Kulonprogo yaitu 171 kasus.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, Berty Murtiningsih mengatakan lima kabupaten/kota di DIY wilayah dengan jumlah kasus terbanyak adalah Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta.

Kenali Tanda-tanda Awal DBD

Hal yang mempengaruhi tingginya kasus di wilayah tersebut adalah kepadatan penduduk, mobilitas penduduk yang tinggi, kebersihan lingkungan, dan kesadaran masyarakat terutama dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta yang biasanya salip-salipan. Banyak faktor yang mempengaruhi. Tahun lalu ada 3.141 kasus. Awal tahun ini ada penambahan tetapi tidak banyak. Kalau rata-rata di DIY setiap bulan ada 200 sampai 300 kasus DBD,termasuk suspek DBD,"katanya saat ditemui Tribun Jogja, Senin (03/02/2020).

Meski jumlah kasus DBD di DIY cukup tinggi, namun angka kematian DBD terus menurun dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2015 tercatat kematian akibat DBD mencapai 35, tahun 2016 menurun menjadi 32 kasus, tahun 2017 menurun drastis menjadi 7 kasus, dan tahun 2019 tercatat 6 kasus.

Enam kasus kematian DBD pada tahun 2019 terjadi di Bantul sebanyak tiga kasus, Sleman satu kasus, Kota Yogyakarta satu kasus, dan Gunungkidul satu kasus. Sementara Kulonprogo tidak ada kasus kematian akibat DBD.

Waspada DBD, Hingga Awal Februari Sudah Ada 50 Pasien di Bantul

Menurut audit yang dilakukan Dinas Kesehatan DIY, enam kasus kematian terjadi karena keterlambatan pasien menuju ke pelayanan kesehatan.

"Setelah audit mereka (yang meninggal) karena terlambat dibawa ke pelayanan kesehatan. Kalau pelayanan selalu kita usahakan optimal. Bahkan suspek pun kami tangani dengan baik," jelasnya.

"Ada yang takut biayanya mahal. Tetapi kita akan edukasi terus. Sosialisasi PSN terutama harus kita gencarkan. Memang masih ada kasus kematian, tetapi terus menurun dan jumlahnya signifikan. Ini juga menandakan kalau kesadaran PSN di DIY umumnya sangat tinggi," sambungnya.

Pihaknya pun saat ini tengah melakukan gerakan satu rumah satu Jumantik (juru pengamat jentik).

Dengan adanya gerakan tersebut, satu anggota keluarga bertanggungjawab untuk memastikan rumahnya bebas dari jentik nyamuk. Tidak hanya di dalam rumah, tetapi juga di sekitar rumah.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Catat 18 Kasus DBD Selama Januari

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved