Driver Ojol Korban Klitih

BREAKING NEWS : Driver Ojol jadi Korban Klitih di Jalan Kabupaten, Begini Kronologinya

BREAKING NEWS : Driver Ojol jadi Korban Klitih di Jalan Kabupaten, Begini Kronologinya

Penulis: Andreas Desca | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh
Ilustrasi Klitih 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Seorang pengendara motor, Enriko Christanto (40) yang juga berprofesi sebagai Ojek Online, Sabtu (1/2/2020) dini hari, mengalami kejadian naas.

Warga asal Bangunjiwo, Bantul ini menjadi korban dari tindak kekerasan jalanan yang lebih familiar disebut 'Klitih'.

Aksi sadis ini dilaporkan terjadi di Jalan Kabupaten tepatnya di daerah Trihanggo, Gamping, Sleman.

Kapolsek Gamping, Kompol Sudaryo, ketika dihubungi Tribunjogja.com, membenarkan bahwa aksi kekerasan jalanan ini terjadi di Kecamatan Gamping.

"Benar, ini (klitih) terjadi sekitar pukul 3.00 WIB," katanya.

Menurut Sudaryo, korban diserang ketika masih membawa seorang penumpang di belakang kemudinya.

"Dari informasi di lapangan, penumpangnya aman," ungkapnya.

Kasus ini bermula saat Enrico tengah mengantarkan penumpangnya lewat jalan Kabupaten.

Saat melintas di Jalan Kabupaten, korban berpapasan dengan pelaku yang juga mengendarai sepeda motor.

Pemkot Yogyakarta Bentuk Satgas Tangani Aksi Klitih, Wali Kota : Saya Sudah Jengkel dengan Klitih

Tiba-tiba, pengendara motor yang melaju dari arah berlawanan tersebut mengayunkan benda yang diperkirakan senjata tajam ke arah Enrico.

"Tiba-tiba orang yang berpapasan dengan korban ini pun mengayunkan sejenis benda yang diperkirakan senjata tajam," katanya.

Lanjutnya, senjata itu pun mengenai wajah korban dan menyebabkan luka di bagian mulutnya.

"Korban pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan," katanya.

Sudaryo menambahkan, hingga saat ini korban masih belum bisa dimintai keterangan terkait kejadian naas yang menimpanya.

"Sejak dilarikan ke rumah sakit, korban belum bisa diajak berbicara karena luka di bagian mulutnya. Rencananya Hari ini korban akan menjalani operasi," paparnya.

Adapun untuk pelaku aksi klitih ini, Sudaryo beserta jajaran Kepolisian Sektor Gamping masih terus melakukan penyelidikan.

Petugas sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan sejumlah saksi.

Bentuk Satgas

Persoalan klitih yang merebak belakangan di berbagai wilayah Yogyakarta menjadi perhatian semua kalangan.

Kantor Kesatuan Bangsa Kota Yogyakarta melaporkan sedikitnya terdapat 18 kali insiden klitih pada 2018 dan 16 peristiwa pada 2019 lalu.

Meski menurun, namun keseriusan dan juga perhatian terhadap fenomena itu mesti disikapi secara serius.

Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, maraknya kejadian klitih di wilayah setempat ikut mendapat perhatian dari berbagai daerah.

Bahkan, saking maraknya peristiwa itu ikut pula menambah predikat Yogyakarta sebagai kota klitih.

 Temui Sri Sultan, Puan Maharani Soroti Maraknya Klitih di Yogyakarta

Haryadi menyebut, klitih telah mengalami pergeseran makna di masa sekarang.

Disebutnya, sebelum era milenium klitih dimaknai sebagai kata yang menggambarkan aktivitas bermain.

Namun, saat ini klitih berubah menjadi fenomena sosial yang mengkhawatirkan.

"Jujur saya jengkel dengan keberadaan klitih. Umumnya kejadian kriminal kan ada latar belakang dan hubungan, tapi ini tidak. Tiba-tiba saja muncul dan tidak tahu maksud dan tujuannya. Ini tentu bukan kenakalan tapi sudah digolongkan dalam kejahatan," ucap Haryadi dalam FGD yang digelar Kantor Kesbang Kota Yogyakarta, Kamis (23/1/2020).

Maka itu, pihaknya bersama sejumlah intansi dan perangkat daerah diklaim tengah berusaha untuk mengurai persoalan klitih hingga menemukan formula yang tepat dalam penanganannya.

 5 Tahap Mudah Tutorial Skincare Morning Routine, Jaga Kulit Wajah Agar Sehat Sedari Pagi

Bersama-sama dengan kepolisian, TNI, OPD dan pihak lainnya, Pemkot dikatakan bakal membentuk satgas serta mengumpulkan perangkat daerah hingga tingkat kecamatan untuk melakukan koordinasi.

"Kami sudah identifikasi dan akan terus melakukan kaijan. Satgas nanti akan langsung koordinasi dengan wawali," ucap dia.

Namun begitu, dia menekankan perlunya peran serta pada tingkatan keluarga yakni orang tua untuk ikut mengambil peran dengan menaruh perhatian pada anak, khususnya kaum ibu.

Pasalnya, Haryadi mengatakan mayoritas anak yang menjadi pelaku klitih cenderung dianggap berperilaku baik di lingkungan keluarga.

"Sektor hulu dan hilir perlu diperhatikan dan diawasi. Kita juga minta agar menghidupkan kembali ronda terutama di tempat yang kerap kali dijadikan tempat nongkrong oleh anak-anak," ungkapnya.

 Cegah Klitih, Polisi Imbau Orantua Larang Anak Keluyuran Malam Hari

Dandim 0734 Yogyakarta, Kolonel Arh Zaenudin mengatakan, perlu pemetaan yang jelas terhadap akar permasalahan pada insiden klitih.

Dia menganggap penyelesaian kasus klitih mesti dilakukan secara holistik dan menyeluruh.

"Karena faktor penyebabnya juga berbagai macam bukan hanya internal tapi juga eksternal. Makanya kita juga lihat motif penyebab lain bukan hanya yang terjadi di Jogja tapi juga di wilayah lain di DIY," kata Dandim.

Sementara, Kasatbimas Polresta Yogyakarta, Kompol Kodrat menyatakan, pihaknya telah mengamankan sebanyak tiga kasus klitih hingga saat ini.

Tidak hanya memperketat patroli di daerah rawan, dia mengklaim jajaran Polresta juga akan menindak tegas para pemuda yang kedapatan membawa sajam di malam hari. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved