Tolak Radikalisme, Komunisme dan Terorisme Dengan Menjaga Ukhuwah Islamiyah
Tolak Radikalisme, Komunisme dan Terorisme Dengan Menjaga Ukhuwah Islamiyah
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Hari Susmayanti
"Paham radikal maupun gerakan terorisme tidak akan tumbuh dalam lingkungan aman. Aman tidak bisa tercipta dengan sendirinya tanpa ada peran serta bersama dan kesadaran untuk menciptakannya," tegas Kompol Handiko.
Sementara itu, Ustadz Hanan Yasir MA mengatakan kalau ada rasa nikmat aman di masyarakat dan tidak ada gejolak ibaratnya kita punya isi dunia.
Aman akan bisa membuat kita bisa beribadah karena kita tidak takut untuk ke masjid.
"Namun, kalau di dalam masyarakat ada paham radikalisme, komunisme, dan terorisme, niscaya kehancuran hanya tinggal tunggu waktunya. Rasa aman membuat kita tidak merasa khawatir ada serangan bom misalnya. Kita punya kewajiban untuk sama-sama menjaga keamanan dan menjaga ketertiban," jelas Ustadz Yasir.
Menurut Ustadz Yasir, Islam selalu mengajarkan kedamaian dan jauh dari kekerasan. Jika ada tindak kekerasanan dengan mengatasnamakan Islam, maka itu jelas sudah keluar dari konteks Islam.
"Islam tidak pernah mengajarkan radikalisme apalagi tindak terorisme. Jika ada yang melakukan hal tersebut dengan mengatasnamakan Islam, maka itu bukanlah bagian dari Islam dan harus ditanyakan kembali ke Islamannya," kata Ustadz Yasir.
Ustadz Yasir mengingatkan, aman merupakan nikmat besar yang diberikan Allah kepada umatnya. Bahkan hal itu diabadikan dalam Al Quran ketika Nabi Ibrahim selesai membangun Ka'bah.
Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT agar menjadikan tempat ini (Makah) menjadi negeri yang aman. Kenapa Nabi Ibrahim bedoa seperti itu, karena aman adalah nikmat yang paling agung.
"Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menciptakan rasa aman bagi dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Keberadaan umat muslim dimanapun harus bisa menjadi rahmat bagi semesta alam, termasuk menciptakan rasa aman," tambah Ustadz Yasir.(Tribunjogja/Wahyu Setiawan Nugroho)