Tolak Radikalisme, Komunisme dan Terorisme Dengan Menjaga Ukhuwah Islamiyah

Tolak Radikalisme, Komunisme dan Terorisme Dengan Menjaga Ukhuwah Islamiyah

Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
Pengajian bertema "Jalin Ukhuwah Islamiyah Demi Tegaknya NKRI", Tolak Paham Radikalisme, Komunisme, dan Terorisme, di Masjid Suciati Saliman, di Pandowoharjo Sleman, Kamis (16/1/2020) lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pentingnya pemahaman tentang bahaya terorisme bagi para santri, ataupun jamaah mendorong Masjid Suciati Saliman menyelenggarakan acara pengajian dengan tema "Jalin Ukhuwah Islamiyah Demi Tegaknya NKRI", Tolak Paham Radikalisme, Komunisme, dan Terorisme, di Masjid Suciati Saliman, di Pandowoharjo Sleman, Kamis (16/1/2020) lalu.

Inisiatif ini digagas oleh pemilik masjid megah di Jalan Gito Gati yakni Hj Suciati Saliman Riyanto yang merasa prihatin dengan banyaknya penangkapan teroris di wilayah Yogyakarta.

Baginya, selain sebagai rumah ibadah umat muslim, masjid harus menjadi tempat yang mampu memberikan kedamaian.

Bukan malah sebaliknya menjadi tempat untuk mengajarkan paham sesat maupun radikal kepada jamaahnnya.

Materi kotbah, ceramah maupun kajian yang diberikan di dalam masjid harus menyejukkan.

Pihak pengelola masjid juga harus selektif dalam memilih penceramah, bila perlu diberikan diberikan rambu-rambu tentang apa saja materi yang akan diberikan.

"Mari kita dukung aparat pemerintah untuk memberantas terorisme di Indonesia khususnya di wilayah Yogyakarta. Stigma Masjid yang selalu dijadikan tempat untuk mendoktrin jamaah untuk menjadi ekslusif atau lebih ke arah pemahaman yang tidak benar dan dilarang oleh negara akan kita hilangkan," ujar Suciati.

Ayah Vanessa Angel Doddy Sudrajat, Bantah Kabar Bibi Ardiansyah Tak Punya Pekerjaan

Kisah Siswa SMA 1 Sigaluh Sukses Menjadi Juara Lomba Karya Tulis, Tak Malu Jualan Angkringan

Suciati menegaskan, Masjid Suciati Saliman dalam mendatangkan para ustadz untuk mengisi kajian di masjid selalu selektif.

Jangan sampai mengundang ustadz yang kontroversi atau banyak ditentang oleh masyarakat.

"Kalau kami mendatangkan ustadz yang banyak ditolak oleh masyarakat itu malah bikin kami repot sendiri, kami tidak mau seperti itu," ungkap Suciati.

Suciati mengharapkan, dengan adanya kegiatan seperti ini kedepan para jamaah dapat paham akan bahaya radikalisme, terorisme, dan komunisme. Karena hal tersebut dapat merongrong NKRI.

Senada, Kasibinturmas Dit Binmas Polda DIY Kompol Handiko Widiyanto SH MH mengajak jamaah untuk menghargai adanya perbedaan yang dimiliki Indonesia.

Radikalisme, terorisme, dan terorisme sangat tidak menghargai keberagaman dan perbedaan seperti bangsa kita yang terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama.

"Marilah kita tingkatkan rasa toleransi atas keberagaman dengan membawa rahmat kepada seluruh manusia. Mari kita menjaga kerukunan bangsa Indonesia," terang Kompol Handiko.

Kompol Handiko menuturkan, rasa aman menjadi tanggungjawab bersama. Dengan terciptanya keamanan dan ketertiban maka gangguan yang bisa memecah belah warga dapat ditangkal.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved