Kota Yogya
Libatkan 400 Personel Untuk Kerja Bakti, Kini Kali Buntung Tak Lagi Penuh Sampah
Libatkan 400 Personel Untuk Kerja Bakti, Kini Kali Buntung Tak Lagi Penuh Sampah
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kondisi sungai yang bersih dan bebas sampah tidak hanya sejuk dipandang mata, melainkan menjadi modal besar dan sebagai langkah awal untuk mengantisipasi bencana alam.
Sejak fajar menyingsing ratusan masyarakat dari berbagai elemen telah berkumpul di kantor kelurahan Bumijo, Sabtu (18/1/2020). Dengan berbekal peralatan kerja bakti, mereka tampak semangat untuk mulai beraktivitas.
• Jakarta Tenggelam 2050, Indonesia Sudah Kehilangan 2 Pulau dan 4 Lainnya Menyusul
Kali ini sasaran yang dituju merupakan sungai Buntung yang berada di RW 03 Kricak, Tegalrejo.
Tumpukan sampah yang hampir menggunung jadi alasan kegiatan itu dilakukan.
Beberapa waktu silam kondisi sampah tersebut juga mendapat sorotan dari kalangan dewan.
Mereka meminta Pemkot Yogya segera turun tangan dan membersihkan area itu, sehingga aliran air dapat kembali normal dan tidak menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan.
Kondisi sungai Buntung memang sangat memperihatinkan. Berbagai macam sampah tumpah ruah bertumpuk di bawah jembatan area itu.
• Yogya Diguyur Hujan setelah 20 Januari, Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat Sepekan ke Depan
• Hujan Sejak Dinihari, Sejumlah Wilayah di Jakarta Kembali Digenangi Air
Lokasi sungai yang berdekatan dengan pemukiman warga dimungkinkan mengakibatkan sampah menjadi semakin banyak.
"Bukan hanya bersih-bersih saja kita juga minta kepada para peserta untuk mengindentifikasi apakah ada kerusakan atau hal lain yang ditemukan biar segera ditindaklanjuti," kata Kepala BPBD Kota Yogya, Hari Wahyudi.
Puluhan stakeholder ikut serta ambil bagian dalam kegiatan itu. TNI, Polri, KTB, serta para relawan bahu membahu membuat area di sekitar kawasan sungai Buntung kembali asri.
Dia menyebut kolaborasi kali ini terbilang cukup besar dan lengkap. Lebih kurang ada sebanyak 400 personel yang ikut serta.
Diharapkan kesadaran ini dapat terbangun dengan baik sehingga upaya peduli terhadap lingkungan dan juga potensi bencana bisa ditumbuhkan.
Sejumlah peserta terlihat cukup kesulitan mengumpulkan sampah di area itu. Lokasi yang cukup tinggi dan didominasi oleh bebatuan memungkinkan sampah sulit untuk dijangkau.
Sampah yang dikumpulkan kebanyakan sampah plastik. Namun, tak sedikit pula sampah rumah tangga yang diangkut oleh para peserta.
Tak terhitung lagi karung goni yang dipakai untuk mengumpulkan sampah. Kendaraan roda tiga yang ikut dioperasionalkan juga tak henti-hentinya hilir mudik mengangkutnya ke tempat pembuangan akhir.