Antraks Mewabah, Pemda DIY Minta Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

Pemda DIY mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan seiring merebaknya virus antraks di Gunungkidul

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
IST/Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul
Petugas saat melakukan pengecekan terhadap hewan ternak mati mendadak di Karangmojo, Selasa (27/8/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kehati-hatian, seiring merebaknya virus antraks, yang menyebar melalui hewan ternak di Gunungkidul.

Upaya edukasi pun bakal semakin digiatkan.

 Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, saat ini jumlah penduduk yang positif terjangkit antraks dapat dibilang cukup tinggi.

Karena itu, edukasi menjadi penting, mengingat Gunungkidul merupakan pusat ternak di Yogyakarta.

 "Kalau betul ada virus antraks, yang penting edukasi. Terutama pada peternak, karena virus itu kan menular lebih mudah dari ternak ke ternak dan bisa menyerang manusia," katanya, Kamis (16/1/19) siang.

Menurutnya, masyakarakat harus menyadari, sebisa mungkin menghindari ternak yang mati mendadak. Seandainya mendapati temuan semacam itu, lebih baik dilaporkan kepada instansi terkait, supaya dapat dilakukan pengecekan lebih lanjut.

Lima Ton Formalin Disiapkan untuk Pencegahan Antraks di Gunungkidul

Sampel Tanah Positif Mengandung Bakteri Antraks, 64 Warga Semanu Ikut Diberi Antibiotik

"Ya, harus dicek, apalagi dalam kondisi seperti saat ini. Matinya karena apa, kalau karena penyakit akibat virus berbahaya, tentu tidak boleh dikonsumsi lah. Memang harus seperti itu," terangnya.

Aji menjelaskan, saat ini, Pemda DIY bersama Pemkab Gunungkidul, terus melakukan evaluasi, sebagai upaya antisipasi penyebaran antraks.

Salah satu yang disorot ialah mengenai lalu lintas ternak. Ia berujar, langkah tersebut harus lebih dimatangkan lagi.

 "Selama ini memang sudah ada mekanismenya. Nah, dengan kondisi sekarang ini, tentunya harus lebih teliti lagi, karena biasanya persebarannya sampai antar daerah. Bisa jadi, asalnya bukan dari Gunungkidul, tetapi ternak dari luar," jelasnya.(Tribunjogja/Azka Ramadhan)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved