Peran Intelijen Israel Bantu Operasi Amerika Bunuh Jenderal Iran
ntelijen Israel dilaporkan membantu operasi AS dalam membunuh jenderal Iran, Qasem Soleimani, pada 3 Januari. Washington memberi tahu ISrale
Resolusi dicapai lewat voting, Kamis (9/1/2020) malam waktu setempat atau Jumat (1O/1/2020) pagi WIB.
Skor 224 anggota mendukung, 194 menolak.
Mengutip laporan NBC News dan FoxNews, kubu Demokrat yang menginisiasi resolusi tidak semuanya mendukung Ada 9 anggota DPR dari Demokrat turut menentang resolusi ini.
Republik juga tidak bulat menentang.
Ada 3 anggota DPR dari Republik memilih menyetujui resolusi ini.
Wakil independen yang jadi satu-satunya pihak bebas, menyokong dikeluarkannya resolusi penting ini.
"Kami pantas mendapat respek dari pemerintah dan Kongres layak di bawah Konstitusi," kata Ketua DPR Nancy Pelosi, Demokrat-California.
"Konstitusi Amerika Serikat menyebut harus ada kerja sama ketika (pemerintah) menyatakan permusuhan (ke negara lain)," lanjutnya.
Resolusi ini digalang sesudah Presiden Donald Trump memerintahkan pbunuhan atas Mayjej Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Quds Garda Republik Iran, 2 Januari 2020.
Qassem dibunuh saat tiba di Bandara Baghdad dari Lebanon.
Rudal Hellfire dari drone MQ1 Reaper menghajar kendaraan yang ditumpanginya.
Serangan ini menewaskan juga Abdel Mahdi al-Muhandis, Wakil Komandan Popular Mobilization Unit (PMU), paramiliter di pasukan Irak.
Pembunuhan Qassem ini menyulut pembalasan militer oleh Iran.
Puluhan rudal balistik Iran diluncurkan ke sasaran militer AS di Irak pada 8 Januari 2020.
Trump memutuskan menyerang dan membunuh jenderal kharismatik Iran ini sama sekali tanpa konsultasi dengan Kongres, sesuai amanat konstitusi AS.