Hampir Dua Tahun Ungkap Kasus Reynhard Sinaga, Begini Cara Kepolisian Inggris Temukan Korban

Nama Reynhard Sinaga sedang menjadi topik pembicaraan di Inggris dan Indonesia. Pemuda Jambi berusia 36 tahun itu baru saja divonis penjara seumur

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
IST/SkyNews
Reynhard Sinaga yang Terlibat dalam 159 Kasus Perkosaan, Terbesar dalam Sejarah Kejahatan Seksual di Inggris. 

Ketika polisi sudah selesai mengidentifikasi, orang itu akan dihubungi dan diberitahu kalau dia adalah korban kejahatan seksual.

Kejahatan yang dilakukan Reynhard terungkap dari korban terakhir yang ia sambangi pada 2 Juni 2017.

Ya, pada tanggal itu lah ia terakhir kali melakukan pemerkosaan, sebab ia sudah ditangkap polisi.

Awalnya, ia berupaya mendekati remaja yang sedang meninggalkan klub malam The Factory untuk mendapatkan udara segar. Remaja itu, tanpa tahu ia akan menjadi korban, setuju untuk pergi ke apartemen Reynhard.

Tangkapan layar rekaman CCTV bulan Mei 2017.
Tangkapan layar rekaman CCTV bulan Mei 2017. (https://news.sky.com)

Beruntung, beberapa jam setelah teler dicekoki obat, remaja tersebut bangun dan mendapati Reynhard melakukan kejahatan seksual pada dirinya.

Dia langsung mendorong Reynhard, memukulnya, kabur dari apartemen dan memanggil polisi. Namun, karena Reynhard pintar bersandiwara, justru si remaja tersebut yang terkena pasal kekerasan. Reynhard sendiri masih pusing akibat pemukulan itu.

Ia pun dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan atas apa yang terjadi pada dirinya.

Akan tetapi, kedok Reynhard justru terbuka ketika di rumah sakit. Perilakunya mencurigakan. Selama dirawat, ia kerap bertanya tentang handphonenya.

Koresponden SkyNews, Katerina Vittozzi.
Koresponden SkyNews, Katerina Vittozzi. (https://news.sky.com)

Polisi pun ia bohongi ketika minta nomor pin untuk membuka hapenya.

Dari situ, polisi berusaha mengecek ada apa di handphone Reynhard.

Benar saja, di situ ada video bukti Reynhard memerkosa remaja yang ditangkap tadi. Bagi kepolisian, kasus Reynhard seperti bermain puzzle tanpa gambar. Mereka harus benar-benar menyusunnya tanpa klu.

(Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved