Hampir Dua Tahun Ungkap Kasus Reynhard Sinaga, Begini Cara Kepolisian Inggris Temukan Korban

TRIBUNJOGJA.COM - Nama Reynhard Sinaga sedang menjadi topik pembicaraan di Inggris dan Indonesia. Pemuda Jambi berusia 36 tahun itu baru saja divonis penjara seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris karena terbukti melakukan 159 pemerkosaan terhadap pria muda.

Untuk menjatuhkan vonis kepada Reynhard, Pengadilan Manchester membutuhkan waktu 1,5 tahun. Sebab, Reynhard dinilai cukup lihai untuk menutupi kebejatannya itu.

Selama 18 bulan persidangan, Sinaga dinyatakan bersalah dengan suara bulat atas semua tuduhan.

Hukumannya terkait dengan kejahatan yang ia lakukan dari Januari 2015 hingga Juni 2017, tetapi polisi percaya ia mulai melakukannya sejak beberapa tahun sebelumnya.

• Ayah Reynhard Sinaga Buka Suara, Tanggapi Hukuman Anaknya yang Jadi Predator Seks

Menurut pengadilan, kasus Reynhard Sinaga adalah investigasi pemerkosaan terbesar di Inggris.

Polisi menemukan lebih dari 100 orang laki-laki dari klu yang ada di apartemen Reynhard, tapi 70 identitas laki-laki itu belum dipastikan.

Saat ini, polisi meminta siapa pun yang percaya bahwa mereka mungkin pernah diperkosa oleh Sinaga untuk mulai melapor.

• Sahabat Dekat Ungkap Siapa Sosok Reynhard Sinaga dan Alasannya Bertahan Tinggal di Inggris

Untuk mendapatkan banyak bukti terkait kejahatan Reynhard, Polisi Manchester bekerja cukup ekstra.

Hal ini lantaran sedikitnya bukti yang mampu mengarahkan terhadap kejahatan yang ia lakukan.

Ditambah, para korban telah diberi obat oleh Reynhard yang membuat mereka lupa atas apa yang terjadi di malam hari usai mereka mabuk di dekat apartemennya.

• Mengenal GHB, Rape Drugs yang Digunakan Predator Seks Reynhard Sinaga ke Para Korbannya

Untuk menemukan sejumlah korban laki-laki itu, polisi menggunakan film yang direkam dan tropi yang dikoleksi Reynhard.

Diketahui, Reynhard memiliki 800 video dirinya sedang memerkosa atau melakukan kekerasan seksual terhadap para korban.

• Korban Reynhard Sinaga Ngaku Diberi Minuman Kemudian Tak Ingat Apa-apa

Trofi yang dimaksud adalah hape, jam tangan, kartu identitas dari dompet mereka atau foto-foto yang Reynhard pernah unduh dari profil media sosial.

Saat para korban sulit untuk diidentifikasi, polisi mencoba menggunakan teknologi pengenalan muka, menyambangi universitas lokal dan bertanya kepada polisi sekitar Inggris apakah mereka mengenal laki-laki itu.

Tak hanya itu, polisi juga memikirkan apakah Reynhard mungkin saja membunuh korbannya karena terlalu banyak memakai obat, mencari hubungan potensial terhadap kematian yang tak terselesaikan atau orang hilang. Namun, tidak ada bukti dari hipotesa ini.

Ketika polisi sudah selesai mengidentifikasi, orang itu akan dihubungi dan diberitahu kalau dia adalah korban kejahatan seksual.

Kejahatan yang dilakukan Reynhard terungkap dari korban terakhir yang ia sambangi pada 2 Juni 2017.

Ya, pada tanggal itu lah ia terakhir kali melakukan pemerkosaan, sebab ia sudah ditangkap polisi.

Awalnya, ia berupaya mendekati remaja yang sedang meninggalkan klub malam The Factory untuk mendapatkan udara segar. Remaja itu, tanpa tahu ia akan menjadi korban, setuju untuk pergi ke apartemen Reynhard.

Beruntung, beberapa jam setelah teler dicekoki obat, remaja tersebut bangun dan mendapati Reynhard melakukan kejahatan seksual pada dirinya.

Dia langsung mendorong Reynhard, memukulnya, kabur dari apartemen dan memanggil polisi. Namun, karena Reynhard pintar bersandiwara, justru si remaja tersebut yang terkena pasal kekerasan. Reynhard sendiri masih pusing akibat pemukulan itu.

Ia pun dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan atas apa yang terjadi pada dirinya.

Akan tetapi, kedok Reynhard justru terbuka ketika di rumah sakit. Perilakunya mencurigakan. Selama dirawat, ia kerap bertanya tentang handphonenya.

Polisi pun ia bohongi ketika minta nomor pin untuk membuka hapenya.

Dari situ, polisi berusaha mengecek ada apa di handphone Reynhard.

Benar saja, di situ ada video bukti Reynhard memerkosa remaja yang ditangkap tadi. Bagi kepolisian, kasus Reynhard seperti bermain puzzle tanpa gambar. Mereka harus benar-benar menyusunnya tanpa klu.

(Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari)