Reynhard Sinaga Ternyata Alumni UI, Begini Tanggapan Pihak Kampus
Menanggapi hal itu, Kepala Humas dan KIP UI Dr. Rifelly Dewi Astuti mengatakan, Reynhard Sinaga benar adalah alumni dari Universitas Indonesia
Menyangkal
Meski Reynhard sempat menyangkal bahwa dirinya melakukan tindakan tersebut atas dasar suka sama suka, namun hakim menyebut bahwa korban tidak berpartisipasi dalam hubungan seksual ini, bahkan sebagian korban terdengar mendengkur.
Pejabat dari unit kejahatan khusus, Kepolisian Manchester Raya, Mabs Hussain, menjelaskan bahwa perkosaan berantai ini adalah "kasus perkosaan terbesar dalam sejarah hukum Inggris".
Hussain menyampaikan, bukti menunjukkan kemungkinan korban dapat mencapai 190 orang termasuk 48 orang yang kasusnya telah disidangkan melalui empat persidangan terpisah mulai Juni 2018-Desember 2019.
Prosesi persidangan atas kejadian perkosaan dan kekerasan seksual ini, diketahui ada sejumlah tahap sidang yang harus dijalani. Sidang tahap pertama dimulai pada tanggal 1 Juni-10 Juli 2018 atas 13 korban dengan 30 dakwaan perkosaan dan dua serangan seksual.
Tahap kedua dilaksanakan pada 1 April-7 Mei 2019 dengan mendatangkan 12 korban, dan tahap ketiga pada 16 September-4 Oktober 2019 dengan 10 korban.
Total terdapat 159 dakwaan atas 48 korban pria di mana sebagian korban diperkosa berkali-kali.
• Korban Reynhard Sinaga Ngaku Diberi Minuman Kemudian Tak Ingat Apa-apa
Pemerkosaan terbesar
Kasus ini juga dikatakan sebagai kasus pemerkosaan beruntun terbesar di Inggris.
Dari 159 kasus, terdapat 136 dakwaan pemerkosaan, dan korbannya dilaporkan ada yang diperkosa berkali-kali.
Polisi menduga korban yang belum teridentifikasi jumlah lebih dari yang terpublikasi saat ini.
Mabs Hussain, petugas Kepolisan Manchester Raya mengatakan pada SkyNews adalah 'predator' yang diyakini sudah menjalankan aksinya selama lebih dari 10 tahun terakhir.
"Reynhard Sinaga adalah seorang individu bejat, seorang predator seksual yang telah melanggar hukum, kami percaya di Manchester selama lebih dari 10 tahun," ungkap Mabs.
"Dan dia mengambil keuntungan dari pria-pria muda di pusat kota, yang datang ke kota kami yang penuh semangat dan aman untuk keluar malam (nongkrong) bersama teman-teman," imbuhnya.
Reynhard datang ke Inggris untuk menempuh studi pada tahun 2007.
