Kematian Qassem Soleimani Buat Iran Kembali Jalankan Program Nuklir
Kematian Mayor Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad Irak membuat Iran kembali melanjutkan program nuklirnya.
Insiden itu merupakan balasan dari AS yang membombardir markas Kataib Hizbullah pada akhir pekan lalu hingga menewaskan 25 orang.
Presiden Donald Trump lantas mengibarkan bendera AS di akun twiternya @realDonaldTrump pada Jumat (3/1/2019), setelah membunuh Soleimani.
• Kronologi Trump Perintah Bunuh Qassem Soleimani Hingga Keputusan Diambil di Florida
Namun, Donald Trump didemo warga AS, lantaran membunuh seorang Jenderal Iran pada serangan rudal Jumat lalu.
Dikutip dari Afp.com pada Minggu (5/1/2019), sekitar 200 pendemo berada di luar Gedung Putih, Washington DC pada Sabtu kemarin.
Demonstran berkumpul dan berteriak "no war on Iran" (jangan ada perang di Iran).
Serta, menuliskan berbagai slogan seperti "no justice, no peace, US out of the Middle East" (tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian, Amerika harus keluar dari Timur Tengah).
"Kami tak akan membiarkan Amerika Serikat negara kami menjadi pemimpin perang yang tidak berguna di Timur Tengah," ujar orator.
Seusai berdemonstrasi di Gedung Putih, aksi sempat bergeser ke Trump International Hotel.
Selain di luar Gedung Putih, setidaknya ada 70 titik di kota lain yang menggelar aksi menolak sikap Trump itu.
Seperti di New York, pendemo menuntut agar Trump menarik 5.000 tentara AS dari Irak.
Trump diketahui membunuh Jenderal Iran, Qasem Soleimani dengan tujuan untuk menghentikan perang, bukan untuk memulai perang baru.
• Parlemen Irak Setujui Keputusan Usir Pasukan AS, Menyusul Tewasnya Qassem Soleimani
Demikian disampaikan Trump seperti dilansir dari AP, Sabtu (4/1/2019).
Menurut dia, Soleimani merupakan komandan Pasukan Quds, sayap dari kesatuan elite Garda Revolusi, tewas di Bandara Internasional Baghdad, Irak.
Soleimani tewas bersama pemimpin paramiliter Irak Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, dan enam orang lainnya akibat serangan drone.
Trump menyebut Soleimani adalah sosok kejam, yang menjadikan kematian orang tak berdosa sebagai hasratnya yang sakit.
"Kita merasakan kenyamanan saat mengetahui, kekuasaan terornya sudah berakhir," kata Trump
Meski begitu, Trump mengaku tidak berniat menggantikan rezim pemerintahan di Iran, ketika menyerang Soleimani. (*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Jenderalnya Dibunuh Amerika, Iran Putuskan Langgar Perjanjian dan Kembali Lanjutkan Program Nuklir, .