Parlemen Irak Setujui Keputusan Usir Pasukan AS, Menyusul Tewasnya Qassem Soleimani
Koalisi internasional melawan ISIS dan kelompok militan bersenjata di Irak juga telah ditangguhkan menyusul pembunuhan atas Mayjen Qassem Soleimani
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Rina Eviana
Parlemen Irak Setujui Keputusan Usir Pasukan AS, Menyusul Tewasnya Qassem Soleimani
TRIBUNJOGJA.COM, BAGHDAD – Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi, Minggu (5/1/2020) meminta parlemen menyetujui rencana pemerintah Irak mengusir pasukan AS dari negara itu.
Koalisi internasional melawan ISIS dan kelompok militan bersenjata di Irak juga telah ditangguhkan menyusul pembunuhan atas Mayjen Qassem Soleimani.
Stasiun televisi Al Arabiya menyiarkan, parlemen Irak malam ini WIB, sedang rapat luar biasa dan akan membuat keputusan menentukan.
Adi Abdul Mahdi menyakini, meski keputusan itu tidak mudah di tengah kesulitan domestik Irak, bakal menjadi langkah terbaik menghindari konfrontasi berdarah melawan Iran.
• Kronologi, Situasi dan Keputusan Akhir Trump Memencet Kode Merah Pembunuhan Qassem Soleimani
Abdul-Mahdi menambahkan, beberapa menit sebelum drone AS membunuh Qassem Soleimani, mereka diberitahu.
Namun ia menegaskan, pemerintah Irak tidak memberikan izin.
Perdana Menteri Irak mengungkapkan dia dijadwalkan bertemu Soleimani di pagi harinya, namun jenderal itu terbunuh di Bandara Baghdad.
Perkembangan lain, pejabat Iran mengungkapkan ada sejumlah negara berusaha melobi Teheran agar meredam usaha pembalasan ke AS dan sekutu-sekutunya.
• Jutaan Penduduk Iran Antar Pemakaman Jenderal Qassem Soleimani
Qatar adalah satu di antara negara tersebut yang diduga didorong AS atau Israel agar membujuk Iran menahan diri menyusul kematian Qassem Soleimani.
Namun Iran menolak usaha itu, meski Menteri Luar Negeri Qatar telah terbang ke Teheran. “Mohammad bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani bertemu Presiden Rouhani dan Menlu Javad Zarif,” sebut media Iran dikutip Uprising.today.com.
Jenderal Mohammad Reza Naqi, perwira tinggi Garda Republik Iran menegaskan posisi Teheran.
“Konsekuensi pembunuhan Soleimani akan sangat menyakitkan rakyat Amerika,” katanya.
“Kami memberitahu mereka jangan mengirim pesan, jangan mengontak, dan jangan kirim siapapun untuk bertemu (Menlu) Zaarif di Tehran,” lanjutnya.(Tribunjogja.com/xna)