Kematian Qassem Soleimani Buat Iran Kembali Jalankan Program Nuklir

Kematian Mayor Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad Irak membuat Iran kembali melanjutkan program nuklirnya.

Editor: Hari Susmayanti
Live Sputniknews
Suasana pemakaman akbar almarhum Mayjen Qassem Soleimani, mantan Kepala Pasukan Quds Korps Garda Republik Iran di Kota Ahvas dan Mashhad, Iran, Minggu (5/1/2020) siang waktu setempat. 

TRIBUNJOGJA.COM - Serangan roket AS yang menewasan Mayor Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad Irak pada Jumat (3/1/2020) yang lalu membuat Iran kembali melanjutkan program nuklirnya.

Iran memutuskan untuk tidak lagi mematuhi batasan pengayaan uranium dalam program nuklirnya sesuai dengan perjanjian nuklir pada 2015 silam.

"Program nuklir Iran tidak lagi menghadapi batasan dalam operasional," kata Pemerintah Iran, dikutip dari AFP, Senin (6/1/2020).

Dengan tak lagi mematuhi batas pengayaan uranium, Iran kembali melanjutkan program nuklir.

Perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015 yang digagas di era Presiden AS Barack Obama, menetapkan Iran harus membatasi pengayaan uranium hingga 3,67 persen.

Angka itu jauh dari keperluan mengembangkan senjata nuklir sebesar 90 persen.

Timbal baliknya, negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran.

Selain AS, negara yang menandatangani kesepakatan nuklir JCPOA adalah Inggris, Prancis, Jerman, Cina, Rusia, dan Uni Eropa.

Jutaan Penduduk Iran Antar Pemakaman Jenderal Qassem Soleimani

Roket Berledakan di Zona Hijau, Pusat Diplomatik dan Kedubes AS di Baghdad

Namun, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, AS menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir itu pada Mei 2018, dan kembali menerapkan sanksi atas Iran.

Sebelumnya, Qasem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, tewas dalam serangan rudal Amerika Serikat di Bandara Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020).

Dikutip dari AFP, Pentagon menyatakan serangan tersebut merupakan arahan dari Presiden AS Donald Trump.

Soleimani tewas saat hendak menuruni pesawat.

Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mendeklarasikan hari berkabung nasional selama tiga hari atas kematian Soleimani.

"Mereka yang membunuh Soleimani akan mendapatkan pembalasan yang sangat kejam," katanya.

Serangan ini terjadi dua hari setelah milisi Syiah Irak dan simpatisannya menyerang kedutaan besar (kedubes) Amerika Serikat di Baghdad.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved