TRASE JALAN Tol Yogyakarta-Bawen-Solo Lintasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Berdasarkan data dari Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispetaru) DIY untuk LP2B di trase Solo-Yogya sebanyak 8,64 hektare.
Penulis: Santo Ari | Editor: Iwan Al Khasni
JALAN Tol Yogyakarta-Bawen-Solo Lintasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

TRIBUNjogja.com --- Pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Bawen dan Yogyakarta-Solo akan melintas di Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di wilayah Sleman. Terkait hal tersebut, pemerintah telah menyiapkan lahan pengganti untuk LP2B tersebut.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Heru Saptono mengatakan bahwa pembangunan jalan Tol Jogja-Solo dan Jogja-Bawen tidak banyak mengurangi sawah produktif.
Ia mengungkapkan, Sleman setidaknya memiliki 17.430 hektare LP2B.
Sedangkan Berdasarkan data dari Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispetaru) DIY untuk LP2B di trase Solo-Yogya sebanyak 8,64 hektare.
Sementara, untuk LP2B yang kawasan Yogya-Bawen seluas 26,84 hektare sehingga total LP2B yang terdampak mencapai kurang lebih 35,48 hektare.
Pemkab Sleman pun telah menyiapkan LP2B pengganti, sebagian besar berada di kawasan rawan bencana (KRB) III Merapi, yakni meliputi Kecamatan Cangkringan, Pakem, dan Turi.
Selain itu juga ada di Kecamatan Prambanan yang di wilayah pegunungan.
"Kami carikan lahan pengganti LP2B yang terkena tol di wilayah lainnya. Sehingga luas LP2B di Sleman jadi tetap dan tidak berkurang," paparnya.
Namun diakuinya bahwa lahan di KRB III maupun di Kecamatan Prambanan kualitas tanahnya memang tidak terlalu subur.
Namun justru karena lahan tidak begitu subur, harapannya ada intervensi teknologi baik perbenihan dan pupuk, sehingga lahan tersebut dapat produksi maksimal.
"Lahan pertanian pangan juga tidak hanya padi tapi ada jagung, kedelai dan lainya. Selain itu ada produk hewani. Jadi kita bisa kembangkan peternakan maupun kolam ikan. Jadi meskipun di wilayah KRB III tetap bisa mengahasilkan produk pangan dengan maksimal," ujarnya.
Ia menekakan bahwa dari sisi luas lahan, pembangunan jalan tol tidak memengaruhi pasokan pangan. Hal yang berpotensi mengurangi pasokan pangan adalah kemarau panjang.
"Karena musim tanam berubah atau mundur, itu yang menjadikan produksi berbeda dari tahun sebelumnya," ujarnya.
Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY kembali melanjutkan sosialisasi pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo. Pada Kamis (12/12) dilakukan sosialisasi di desa yang menjadi pintu masuk tol Yogyakarta-Solo yakni di Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan.