Yogyakarta
Merti Sungai Code, Upaya Menjaga Lingkungan dan Kearifan Lokal
Selain untuk melestarikan budaya setempat, kegiatan itu juga bertujuan untuk menjaga kearifan lokal di tengah arus perubahan yang kian cepat.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Warga desa wisata alternatif Brontokusuman (Dewa Bronto) menyelenggarakan acara merti sungai Code pada Selasa (26/11/2019) sore di wilayah bantaran Code, RW 17.
Selain untuk melestarikan budaya setempat, kegiatan itu juga bertujuan untuk menjaga kearifan lokal di tengah arus perubahan yang kian cepat.
Acara merti Code dikonsep dengan tema "Raja Melawan Arus."
Seluruh rangkaian acara diikuti oleh warga setempat dan juga pasukan bregodo Kusumeng Yudho dengan kerumunan para penonton serta pengunjung lain.
• Ribuan Masyarakat dari Berbagai Elemen Serbu Sungai Code Bersama TNI dan Polri
Rangkaian acara dimulai dengan tarian golek ayun-ayun yang dibawakan oleh dua orang penari dengan khidmat.
Dengan gemulai, dua penari menghibur masyakarat lewat alunan musik dan gerakan yang syahdu.
Saat memasuki acara inti, sebanyak enam perwakilan panitia dengan menggunakan baju surjan kemudian mengarak lima nampan ikan untuk siap dilepaskan di sungai code.
Sesaat kemudian Raja dalam hal ini Lurah Brontokusuman, Maryanto lalu diarak dengan tandu oleh para bergodo menuju panggung dengan melawan arus sungai.
Sesampainya di panggung dan melakukan berbagai prosesi, raja kemudian melepas ikan secara simbolis ke dalam sungai.
Rangkaian kegiatan diakhiri dengan santapan dahar kembul yang dinikmati oleh seluruh warga di atas karpet.
• Usir Sifat Jahat, KNH Melarung Sengkuni di Sungai Code
"Secara filosofis, Raja juga diartikan (rakyat jogja) yang melawan arus yakni melawan arus globalisasi dengan mempertahankan keistimewaan, budaya dan kearifan. Raja menyatu dengan rakyat digambarkan lewat dahar kembul," jelas Ketua Dewa Bronto, Marsudi Raharjo.
Dia menambahkan, acara tersebut sudah ke tujuh kalinya digelar dan rutin setiap tahun dengan bertujuan untuk memupuk kepedulian terhadap lingkungan.
Pada tahun ini, dengan menggandeng Dinas Kebudayaan pihaknya mencoba mengkolaborasikan kampanye lingkungan dengan atraksi budaya.
"Lewat acara ini kamu ingin membangun kembali sifat-sifat kesederhanaan di masyakarat," ucapnya.
Pemilihan ikan yang ditebar juga tidak sembarangan.