Jawa

Klaten Masih Waspadai Teror Serangan Tawon Vespa

Pemkab Klaten mencatat tahun ini ada 242 kasus serangan Tawon Vespa ke manusia, bahkan dua korban meninggal dunia, terjadi pada bulan November 2019.

Penulis: Victor Mahrizal | Editor: Gaya Lufityanti
Flickr
Tawon Ndas atau Vespa Affinis 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Victor Mahrizal

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Tawon Vespa (Vespa Affinis) atau yang dikenal masyarakat lokal dengan nama "Tawon Ndas", masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Klaten

Pemkab Klaten mencatat tahun ini ada 242 kasus serangan Tawon Vespa ke manusia, bahkan dua korban meninggal dunia, terjadi pada bulan November 2019.

Teror Tawon Vespa di Kabupaten Klaten ini ternyata masalah klasik yang terjadi tiap tahun.

Dalam rentang 4 tahun terakhir dari 2016 hingga akhir 2019, kasus sengatan tawon berjenis Vespa Affinis ke manusia mencapai 667 kasus dengan 10 korban meninggal dunia.

Dua Orang di Klaten Meninggal Disengat Tawon Vespa Affinis, Ini Fakta-fakta Seputar Tawon Mematikan

Serangan Tawon Vespa pertama kali dilaporkan pada tahun 2016 sebanyak 1 kasus serangan.

Pada tahun 2017 jumlah serangan melonjak menjadi 217 kasus.

Pada tahun 2018 teror Tawon Vespa semakin mengerikan menjadi 207 kasus dengan korban meninggal mencapai 7 orang.

Menyadari serangan Tawon Vespa ini masih terus berlanjut, Pemkab Klaten melakukan pencegahan dengan berbagai cara, termasuk lewat sosialisasi, yang digelar Jumat (22/11/2019).

Kegiatan ini digelar di Gedung RSPD Sunan Pandanaran Klaten dengan mengundang sejumlah pihak, yakni dari kepolisian, Camat, Danramil, rumah sakit hingga Perangkat Desa.

Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten Sugeng Haryanto mengungkapkan bahwa data yang tercatat, belum termasuk laporan yang ditangani oleh relawan.

Pasalnya belum semua relawan melaporkan temuannya ke Pemkab.

Relawan, kata Sugeng Haryanto, tersebar di sejumlah kecamatan, di antaranya Cawas, Trucuk, dan Karangdowo.

Serangan Mematikan Tawon Ndas, Keluarkan Senyawa untuk Panggil Kawanannya Ikut Menyerang

Namun, relawan hanya mampu menangani kasus ringan.

Jika ditemukan koloni Tawon Vespa yang berukuran besar dan membahayakan maka akan ditangani Damkar.

"Sarang Tawon Ndas ditemukan hampir di semua wilayah di Kabupaten Klaten banyak ditemukan di pemukiman. Mengenai penentuan status darurat serangan Tawon Ndas ini bukan ranah kami yang bisa menentukan," ujarnya.

Data dari Pemadam Kebakaran Klaten sebaran Tawon Vespa Affinis paling banyak terdapat di wilayah timur Kabupaten Klaten, yakni Kecamatan Ceper, Kecamatan Trucuk, Kecamatan Pedan, Kecamatan Cawas, Kecamatan Wonosari.

Wilayah kota di antaranya Kecamatan Klaten Utara.

Tawon jenis Vespa affinis ini diakui sangat agresif.

Kawanan tawon itu akan menyerang apabila merasa terganggu, baik disengaja maupun tidak disengaja.

Seorang korban meninggal, Lanjarwati (62) diserang serangga mematikan itu karena tidak sengaja menyenggol sarangnya.

Ini Lho, Perbedaan Lebah dan Tawon

Pola serangannya, ketika satu lebih atau tawon sudah menyengat, kawanan lainnya akan ikut menyerang sebagai bentuk pertahanan.

Tawon ini memiliki zat veromon yang begitu menempel ke tubuh, membuat kawanan lainnya ikut menyengat.

Jika sengatan lebih dari 10 tawon maka akan menimbulkan mual-mual panas dingin.

Dan ketika memasuki fase sistemik, maka akan merusak ginjalnya.

Tanda ketika memasuki fase ini biasanya adalah warna urine seperti darah.

Fase sengatan ini sekitar 24 jam.

Petugas Damkar Klaten dalam penanganan lebah Vespa Affinis dilakukan pada malam hari.

Sebab lebah jenis ini aktif di siang hari dan saat malam cenderung diam di dalam sarang, sehingga penanganan saat malam hari merupakan waktu yang paling efektif. 

UNBOXING KULINER: Snack Hits Super Ekonomis di Jogja

Untuk sarang yang di pemukiman penduduk, biasanya petugas menggunakan alat penghisap atau blower yang biasanya untuk penanganan asap kebakaran.

Sedangkan untuk di pohon biasanya akan langsung dibakar.

Teror Tawon Vespa yang telah merenggut nyawa dua warga di Kabupaten Klaten ini juga ditanggapi serius oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menyarankan Pemkab Klaten untuk segera mengundang pakar masalah tersebut.

"Bagaimana serangan tawon ini terjadi, tidak bisa sembarang disimpulkan. Ya, memang kita harus mengundang pakar bagaimana langkah jitu tidak merusak ekosistem alam dan menghindari jatuhnya korban," kata Ganjar Pranowo. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved